Ketua MUI: Mereka Seperti Memakan Bangkai Saudaranya

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis angkat bicara soal buzzer atau pendengung bayaran di media sosial.
Belakangan ini banyak tokoh masyarakat yang mengeluhkan keberadaan buzzer yang dianggap makin meresahkan dan memecah belah anak bangsa.
Ada yang beranggapan bahwa buzzer digunakan untuk menyerang dan membunuh karakter mereka yang kritis kepada pemerintah.
Suara kritis masyarakat bukan diimbangi dengan narasi yang cerdas dan mencerahkan, tetapi justru dihadapkan dengan buzzer yang menyerang pribadi, menebar fitnah dan mengadu domba.
Hal itulah yang dinilai membahayakan demokrasi dan kehidupan bermasyarakat di tanah air.
"Tetapi yang disampaikan (buzzer) itu fitnah, namimah (adu domba), gibah apalagi untuk membunuh karakter orang. Itu membuat ketakutan," kata Cholil Nafis, pada kanal YouTube Hersubeno Arief Point.
Dia menyebutkan, jika diskusi dilakukan apple to apple maka membuat suasana menjadi hidup dan nyambung.
Namun, kalau kemudian dihadapkan dengan akun anonim kemudian menebar sarkasme, atau tulisannya menebar kebencian, akan membuat tidak nyaman.
Ketua MUI mengatakan betapa berdosanya buzzer karena sengaja atau tidak telah membunuh karakter orang.
- Dukung Kamtibmas, MUI Jakut Apresiasi Kinerja Polres Pelabuhan Tanjung Priok
- Ada Ancaman Pembunuhan terhadap Dedi Mulyadi, Ini Respons Polisi
- Wasekjen MUI Berharap Hakim Penerima Suap Rp 60 M Dihukum Mati
- ART Sebut Kejagung Hadapi 2 Lawan saat Menangani Perkara, Satunya Buzzer
- Dari Jepara ke Dunia, Natural Wood Sukses Tembus 25 Negara
- Indosat Sukses Jaga Stabilitas Jaringan saat Lonjakan Trafik Data 21% pada Lebaran 2025