Ketua PBNU: Baru Kali Ini Ada Menteri Pertanian Benaran
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj mengapresiasi langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang membangun kerjasama dengan PBNU guna membangun kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteran petani.
Karena itu, Said menilai hanya di era pemerintahan Jokowi-JK, Mentan yang benaran bekerja ikhlas mengutamakan kepentingan umat.
“Baru kali ini ada menteri pertanian benaran,” demikian ungkap Said Aqil Siroj di sela penandatanganan nota kesepahaman antara Kementan dengan PBNU di Kantor Kementan, Jakarta, Kamis (30/11).
Tujuan kerja sama ini yakni agar program Kementan melalui PBNU dapat meningkatkan ekonomi petani khususnya warga NU. Sebab, petani yang berada di pedesaan identik dengan kondisi yang memprihatinkan.
"Petani NU di Jawa masih panas-panasan kerja di sawah. Kondisi mereka tentu masih memprihatinkan. Hasil dari bertani hanya bisa untuk makan sehari-hari. Tapi, terima kasih buat Pak Mentan ini. Sejak zaman beliau, ada perubahan," ungkap Said.
Untuk diketuhui, Kementan memberikan bantuan kepada PBNU dengan nilai mencapai Rp 200 miliar. Adapun bantuanya berupa 2 unit exavator, 2 unit traktor roda empat, 10 unit traktor roda dua, 10 unit pompa air.
Di tahun 2018, bantuan pupuk beserta benih untuk jagung seluas 100 ribu ha dan kedelai 10 ribu ha yang fokus pada 9 kabupaten.
Yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Kaur, Seluma, Muko-muko, Rejanglebong, Pasir Panajam, Ogan Komering Ilir dan Kepahiang.
Ketua PBNU, Said Aqil Siroj menilai hanya di era pemerintahan Jokowi-JK, Mentan yang benaran bekerja ikhlas mengutamakan kepentingan umat.
- Institute for Humanitarian Islam Berikhtiar Menebar Nilai Kemanusiaan di Dunia
- Gus Salam: Pra-MLB NU Digelar di Surabaya
- PBNU: Santri Harus Terus Berjuang untuk Kebaikan Negeri
- Seusai Dilantik, Empat Menteri dari NU Minta Restu Rais Aam dan Ketum PBNU
- Menjelang Pelantikan Prabowo, Gus Yahya Bicara Soal Harapan Besar
- Presidium Memastikan MLB NU Digelar Setelah Transisi Kepemimpinan Nasional