Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa: Hari Santri Momentum Antikekerasan

Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa: Hari Santri Momentum Antikekerasan
Deklarasi Nasional Santri Terlindungi untuk Kebangkitan Negeri pada upacara Hari Santri di Bekasi. Foto: source for JPNN

jpnn.com - BEKASI - Perempuan Bangsa menggelar Deklarasi Nasional Santri Terlindungi untuk Kebangkitan Negeri pada upacara Hari Santri di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits di Bekasi, Selasa (22/10).

Deklarasi Nasional itu juga diikuti seluruh Dewan Pengurus Wilayah (DPW), Dewan Pengurus Cabang (DPC) hingga Pengurus Ranting Perempuan Bangsa sebagai Badan Otonom atau sayap perempuan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pembacaan naskah deklarasi dilakukan oleh santri, guru, ustaz, Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa Siti Mukaromah, Ketua Fraksi PKB MPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, dan Anggota DPR RI Dapil Depok Bekasi Sujatmiko.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar yang bertindak sebagai pemimpin upacara Hari Santri Nasional tersebut menilai, bahwa kekerasan masih terjadi di dunia pendidikan.

"Hari ini terjadi ancaman darurat kekerasan di lembaga pendidikan. Bukan hanya di pesantren, tetapi hampir di semua pusat pendidikan yang berbasis asrama, pendidikan umum berbasis berbagai agama mengalami darurat kekerasan, dan ini harus dihadapi," ujar Cak Imin yang juga Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dengan demikian, lanjutnya, Deklarasi Antikekerasan di Pesantren pada peringatan Hari Santri Nasional menurutnya merupakan momentum yang tepat.

Sebab, lingkungan Pesantren yang kaya akan nilai-nilai kebaikan seharusnya menjadi garda terdepan dalam mengkampanyekan antikekerasan dalam dunia pendidikan.

Siti Mukaromah menambahkan, tidak sedikit kalangan profesional, dunia bisnis, dan negarawan yang berasal dari pondok pesantren.

Perempuan Bangsa menggelar Deklarasi Nasional Santri Terlindungi untuk Kebangkitan Negeri saat Hari Santri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News