Ketuhanan YME Fondasi dalam Mengatasi Permasalahan Bangsa
Dia memaparkan, komunitas agama katolik sudah banyak membantu pemerintah dalam mengatasi di masa sulit pandemi Covid-19, permasalahan stunting, dan kemiskinan, khususnya di wilayah Indonesia Timur.
"Saya berterima kasih kepada seluruh umat Katolik yang telah betul-betul ambil bagian. Mulai dari waktu Covid-19 kami gunakan gereja untuk melakukan vaksinasi memberikan penyuluhan, bahkan juga memberikan bantuan sosial di wilayah yang mayoritas umat gerejawi. Dan ini punya andil luar biasa. Kita juga terus bersama-sama seperti NTT itu dukungan gereja luar biasa," ungkapnya.
"Oleh karena itu kita ingin betul-betul bergandengan tangan semua umat beragama yang menempatkan sila pertama adalah segalanya itu untuk menjadi spirit utama dari kemajuan bangsa kedepan," imbuh Muhadjir
Muhadjir juga menekankan, semua keyakinan agama selalu mengedepankan aspek nilai kemanusiaan.
Dalam hal itu, dia meminta seluruh komunitas agama di Indonesia selalu mengutamakan solidaritas dan nilai kemanusiaan dibandingkan dengan ego "chauvinisme" masing-masing umat. Hal itu juga untuk mewujudkan Indonesia yang inklusif dan toleran.
"Dan inilah aspek nilai ketuhanan nilai kemanusiaan yang perlu kita kedepankan untuk membangun Indonesia kedepan," ucapnya.
Menutup sambutannya, Menko PMK juga membacakan pantun yang memberikan apresiasi dan semangat pada para Pemuda Katolik untuk turut serta dalam membangun bangsa Indonesia.
Padi muda jangan dilurut,
Kalau dilurut, pecah batang,
Para pemuda katolik harus pantang surut,
Kalau surut Indonesia Emas tak akan datang
Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan, peran komunitas keagamaan dalam mengatasi berbagai permasalahan bangsa Indonesia sangat penting
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Ahmad Muzani Ungkap Cerita Prabowo Terbitkan PP 47 Hapus Utang Rakyat: Amanat Pancasila
- Presiden Prabowo dan Tantangan Aktualisasi Pancasila
- Sedih Tidak
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab jadi Landasan Egi-Syaiful Membangun Lamsel