Ketum MUI dan LDII Yakini Kebebasan Beragama Adalah Identitas Bangsa
Dalam keberagaman itu, menurut KH Chriswanto, Indonesia beruntung memiliki Pancasila yang di dalamnya terdapat nilai-nilai mengenai persamaan hak dan kewajiban.
“Seluruh elemen bangsa ini memiliki kewajiban merawat Pancasila. Indonesia adalah kapal besar, setiap penumpang di dalamnya berkewajiban menjaga agar kapal selamat sampai tempat tujuan,” tuturnya.
Dia mengingatkan menjaga kapal bernama Indonesia salah satunya dengan menghormati nakhoda yang terpilih.
“Kita memilih nakhoda bangsa dan negara ini setiap lima tahun sekali. Setelah terpilih, siapapun harus mempercayai sang nakhoda. Rencana, kritikan, dan kerja harus didasari Sila ke-4 Pancasila,” paparnya.
Di luar lingkup DPR/MPR, masyarakat boleh memberi masukan kepada para pemimpin, baik melalui saluran formal bahkan melalui media sosial.
Namun, mereka memiliki kewajiban tidak memecah belah persatuan dan kesatuan.
Dia pun mengajak para ulama bekerja sama dengan umara, untuk membawa kemaslahatan bersama.
Pemerintah dengan meningkatkan komunikasi dengan para ulama dan tokoh agama, agar proses pembangunan tidak tersendat akibatnya ketidaksepahaman. (rhs/jpnn)
Menurut ketum MUI dan LDII kebebasan beragama merupakan identitas bangsa Indonesia.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Sikap Tegas MUI terhadap Langkah-Langkah Presiden Prabowo
- Indonesia Wilayah Paling Strategis, Ketum LDII: Kita Harus Siap Bela Negara
- Lemhannas & MUI Teken Nota Kesepahaman Pemantapan Nilai Kebangsaan
- Boikot Produk Pro-Israel Memanas, MUI: Jangan Terjebak Palestina Washing
- MUI Dukung Media Online yang Cerdas, Bijak dan Tangguh
- Boikot Produk Israel Dorong Ekonomi Lokal, Tidak Memicu PHK Massal