Ketum MUI dan LDII Yakini Kebebasan Beragama Adalah Identitas Bangsa

Ketum MUI dan LDII Yakini Kebebasan Beragama Adalah Identitas Bangsa
Ketua Umum MUI KH Muhammad Anwar Iskandar (kanan) bersama Ketum LDII KH Chriswanto Santoso dalam acara “Silaturahim Syawal dan Tausyiah Kebangsaan” yang dihelat DPW LDII Jawa Timur di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Surabaya. Foto: supplied

Dalam keberagaman itu, menurut KH Chriswanto, Indonesia beruntung memiliki Pancasila yang di dalamnya terdapat nilai-nilai mengenai persamaan hak dan kewajiban.

“Seluruh elemen bangsa ini memiliki kewajiban merawat Pancasila. Indonesia adalah kapal besar, setiap penumpang di dalamnya berkewajiban menjaga agar kapal selamat sampai tempat tujuan,” tuturnya.

Dia mengingatkan menjaga kapal bernama Indonesia salah satunya dengan menghormati nakhoda yang terpilih.

“Kita memilih nakhoda bangsa dan negara ini setiap lima tahun sekali. Setelah terpilih, siapapun harus mempercayai sang nakhoda. Rencana, kritikan, dan kerja harus didasari Sila ke-4 Pancasila,” paparnya.

Di luar lingkup DPR/MPR, masyarakat boleh memberi masukan kepada para pemimpin, baik melalui saluran formal bahkan melalui media sosial.

Namun, mereka memiliki kewajiban tidak memecah belah persatuan dan kesatuan.

Dia pun mengajak para ulama bekerja sama dengan umara, untuk membawa kemaslahatan bersama.

Pemerintah dengan meningkatkan komunikasi dengan para ulama dan tokoh agama, agar proses pembangunan tidak tersendat akibatnya ketidaksepahaman. (rhs/jpnn)


Menurut ketum MUI dan LDII kebebasan beragama merupakan identitas bangsa Indonesia.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News