Ketum PBNU Pimpin Salat Ghaib Prajurit TNI AL untuk Korban Hercules
JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siroj, Kamis (2/7/) menggelar buka puasa bersama ratusan prajurit TNI Angkatan Laut di Pangkalan Armada Bagian Barat, Jakarta Pusat. Para prajurit itu juga mendirikan salat ghaib untuk korban pesawat Hercules C130 yang jatuh di Medan, Sumatera Utara.
“Menjadi tugas kita mendoakan saudara kita yang tertimpa musibah. Semoga arwah para korban (pesawat Hercules C130) diterima oleh Allah SWT, dan dosa-dosa mereka diampuni,” kata Kiai Said seusai acara.
Terkait lokasi salat ghaib di Pangkalan TNI Angkatan Laut, sementara sebagian korban Hercules C130 adalah prajurit TNI AU, Kiai Said menyebutnya sebagai bentuk solidaritas. “Saya diminta mengimami. Ini positif, karena sesama prajurit TNI memiliki solidaritas yang kuat,” ujarnya.
Disinggung mengenai usia alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang rata-rata uzur, Kiai Said menegaskan dukungannya agar dilakukan perbaruan. Dikatakannya, Pemerintah diminta tidak mempertaruhkan nasib prajurit dan masyarakat dengan peralatan yang membahayakan.
“Saya mendukung apa yang disampaikan Presiden Jokowi agar alutsista dievaluasi,” tegas Kiai Said.
Pesawat Hercules C130 nomor registrasi A1310, Selasa (30/6), jatuh di Jl. Djamin Ginting, Medan Sumatera Utara. Peristiwa tersebut menewaskan seluruh penumpang pesawat, dan mengakibatkan beberapa bangunan di sekitar lokasi kejadian. (fat/jpnn)
JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siroj, Kamis (2/7/) menggelar buka puasa bersama ratusan prajurit
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Eks Tim Mawar Kenang Presiden Prabowo yang Rela Korbankan Diri demi TNI
- Polsek Tambusai Utara Ajak Warga di Desa Tanjung Medan Ciptakan Pilkada Damai
- AQUA dan DMI Berangkatkan Umrah bagi Khadimatul Masjid dari Enam Provinsi
- KPK Incar Pejabat BPK yang Terlibat di Kasus Korupsi Kemenhub
- PPPK Minta Regulasi Mutasi, Relokasi, dan TPP Rp 2 Juta, Berlebihankah?