Ketum PKNU Tuding KPU Amatiran
Selasa, 13 November 2012 – 23:23 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Partai Kedaulatan Nahdlatul Ulama (PKNU), Choirul Anam, membeber beberapa kelemahan hasil verifikasi administrasi partai politik (parpol). Bahkan menurutnya, akibat kelemahan KPU pula maka PKNU dinyatakan tidak lolos verifikasi administrasi. “Sementara kami jelas-jelas telah menyetor 11 kecamatan. Dan itu ada tanda buktinya. Jadi ada cukup banyak bukti-bukti KPU itu amatir,” ujarnya.
Cak Anam -panggilan Choirul Anam- mencontohkan ferifikasi administrasi kepengurusan PKNU di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. “Di kabupaten ini, jumlah kecamatannya berjumlah 17. Nah sesuai ketentuan, kita harusnya terdapat di 9 kecamatan agar lolos. Di sini (dalam lampiran KPU,red) PKNU ditulis hanya ada di 8 kecamatan, sehingga tidak lolos. Tapi jawaban di lampiran lainnya, kita dinyatakan lolos. Itu ada tanda terima asli dari KPU dan ini di dalam buku besar dari KPU sendiri,” ujar Anam dalam sidang kode etik Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) di Jakarta, Selasa (13/11).
Menurutnya, hal serupa juga dialami PKNU di daerah lain. Misalnya di Kalimantan Selatan, kepengurusan PKNU dalam lampiran KPU hanya ada di 10 kecamatan. Tentu saja hal itu membuat PKNU tak memenuhi syarat yang mengharuskan kepengurusan parpol ada di sekurang-kurangnya di 75 persen kabupaten/kota di setiap provinsi, dan minimal 50 persen dari jumlah kecamatan di kabupaten/kota yang bersangkutan.
Baca Juga:
JAKARTA - Ketua Umum Partai Kedaulatan Nahdlatul Ulama (PKNU), Choirul Anam, membeber beberapa kelemahan hasil verifikasi administrasi partai politik
BERITA TERKAIT
- Afriansyah Noor Keluar dari PBB Setelah Kalah Pemilihan Ketum
- Tak Mudah Buat Prabowo dan Megawati, Ada yang Lucu
- Israel-Hamas Gencatan Senjata, Sukamta Minta Indonesia Aktif Mengawal Perdamaian di Palestina
- Prabowo Minta Pemasangan Pagar Laut Diusut, Riyono Caping: Pemanfaatan Ruang Laut Harus Izin
- DPR Apresiasi Langkah KKP Segel Pemagaran Laut di Bekasi
- Prabowo Bilang Nasi Goreng Megawati Enak Sekali, Masa, sih?