Ketum PPP: Berdemokrasi Bukan Untuk Melayani Segelintir Elite
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa mengingatkan berdemokrasi bukan untuk melayani segelintir elite.
Dia juga menyebut demokrasi bukan alat untuk saling mencaci dan membenci.
Demokrasi penting dijadikan instrumen untuk saling mendukung dan mewujudkan kebaikan antarsesama.
"Demokrasi bukan alat untuk saling caci dan membenci, demokrasi harus dijadikan instrumen untuk saling mendukung, memuliakan, dan saling membesarkan dengan berlomba-lomba menebar manfaat bagi kemaslahatan sesama," ujar Suharso dalam pidato kebangsaan ketua umum partai politik memperingati 50 tahun CSIS Indonesia, Jumat (20/8).
Suharso menyatakan pandangannya sebagai bagian dari upaya PPP untuk memikul tugas sejarah penting bersama dengan seluruh unsur kebangsaan.
Untuk membuktikan bahwa demokrasi adalah tata cara mewujudkan kebaikan dalam menyongsong kemerdekaan Indonesia yang ke-100 pada tahun 2045.
Suharso juga mengatakan keterkaitan antara demokrasi dengan Islam sebagai rahmat bagi semesta yang bisa berjalan beriringan.
Menurutnya, tidak ada pertentangan antara demokrasi dan Islam.
Ketua Umum DPP PPP menyebut berdemokrasi bukan untuk melayani segelintir elite dan bukan alat saling mencaci dan membenci
- Kewenangan Dewan Pertahanan Nasional Dianggap Berbahaya Bagi Demokrasi dan HAM
- Gus Ipul, Sandiaga Uno hingga Jenderal Dudung Berpotensi Jadi Ketum PPP
- MPR RI Berperan Penting jaga Stabilitas Demokrasi di Indonesia
- Demokrasi Digital Tunjuk Titi Anggraini, Meidy Fitranto, dan Emmy Samira Jadi Advisor
- Pilkada Kampar 2024: Yuyun-Edwin Menggugat ke MK
- PDIP Akan Terus Persoalkan Upaya Pembunuhan Demokrasi