Ketut Liyer; Sosok Penting dalam Film Eat, Pray, Love yang Dibintangi Julia Roberts (1)
Tolak Bermain Film meski Diiming-imingi Rp 200 Juta
Selasa, 27 Oktober 2009 – 05:53 WIB
Sejak itu dia memutuskan lebih menekuni dunia spiritual yang membuatnya punya nama besar seperti sekarang. Soal artis Julia Roberts yang akan menjadi pemeran utama dari film yang diadopsi dari Novel Elizabeth itu, Liyer mengaku tidak tahu.
Soal buku Elizabeth yang dijadikan dasar pembuatan film, Mangku Liyer merasa senang dan bangga. Meski tidak pernah mengikuti dunia perfilman, Mangku Liyer bersyukur apa yang ditekuni dalam hidupnya sangat berguna bagi orang lain. "Pasti orangnya (Julia Roberts) cantik," katanya tersenyum.
Bagaimana tawaran main bersama Julia Roberts" Kakek Liyer mengaku tidak bisa dengan alasan kesehatan. Kondisi fisiknya yang menderita kencing batu membuatnya harus lebih banyak beristirahat. Hal ini juga dipertegas Nyoman Latra, anak Liyer. "Bapak tidak kuat. Apalagi, syutingnya sampai empat kali. Saya takut penyakitnya kumat," aku Latra.
Satu kali syuting membutuhkan waktu delapan jam. Rencananya, syuting di rumah Mangku Liyer di Pangosekan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyara, berlangsung 15-20 Oktober lalu. Karena berbagai alasan, syuting mundur menjadi 10 November nanti. Informasi yang dikumpulkan Radar Bali menyebutkan, manajemen film Eat, Pray, Love sudah berkali-kali membujuk Mangku Liyer agar bisa bermain. Namun, tawaran itu selalu ditolak dengan alasan kesehatan. Bahkan, bayaran yang dijanjikan kru film di atas Rp 200 juta jika Mangku Liyer bersedia main film.
Nama Ketut Liyer, warga Pangosekan, Ubud, Gianyar, Bali, disebut dalam novel Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert. Kini ketika novel yang sangat
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408