Keuntungan Besar Melayang, Kerja Sama Terhambat
Minggu, 12 Juni 2011 – 14:29 WIB
Namun, revolusi sipil di Yaman, Syria, dan Libya tak berjalan semulus di Tunisia dan Mesir. Masyarakat internasional, terutama AS dan para sekutunya dari Barat, ikut campur. Di Libya, misalnya. AS mengawali campur tangan lewat serangan udara di bawah bendera dan dukungan PBB. Belakangan, pemerintahan Presiden Barack Obama menyerahkan operasi udara di Libya tersebut pada pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). AS, Barat, dan NATO terang-terangan mendukung oposisi yang menghendaki Kadhafi mundur.
Di Yaman, AS juga berbicara lewat Arab Saudi untuk terus mendesak Presiden Ali Abdullah Saleh menyerahkan kekuasaan dan menerapkan pemerintahan transisi. Di Syria pun, negara-negara Barat tak tinggal diam.
Bagi AS dan negara-negara Barat, berpangku tangan menyaksikan gejolak politik di Jazirah Arab dan Afrika Utara jelas tak menyelesaikan masalah. Padahal, revolusi di sana jelas berdampak serius pada hubungan mereka dengan dunia Arab. Hal itu terkait dengan transaksi senjata dan perdagangan minyak yang berlangsung di antara Barat dan dunia Arab.
Sejumlah analis, seperti dikutip United Press Internasional (UPI), juga menyebut bahwa revolusi dan pergolakan di dunia Arab berpengaruh pula pada mundurnya kerja sama intelijen Barat. Padahal, sebagian besar di antara negara-negara Arab yang bergejolak itu merupakan sekutu Barat (baca: AS dan para sekutunya).
TUNIS - Mohamed Bouazizi mungkin tidak pernah menduga aksi bakar dirinya di jalan Kota Sidi Bouzid, Tunisia, bakal memicu revolusi berkepanjangan
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer