Khatam 1.000 Kali Penghafal Al-Quran Iringi Masa Kritis Dahlan
Minggu, 07 Agustus 2011 – 21:34 WIB
Dia menjelaskan, dalam dunia kedokteran, masa kritis cangkok hati berlangsung selama lima tahun pertama. Masa kritis yang sangat luar biasa berada di bulan pertama pasca operasi dimana banyak orang gagal dan akhirnya mati. Kemudian kritis kedua pada tiga bulan pertama setelah itu ada masa kritis lagi, satu tahun pertama, tiga tahun pertama hingga yang terakhir di lima tahun.
”Kalau sudah lewat lima tahun itu, rejection atau penolakan badan terhadap hati yang dipasang itu sudah tidak ada masalah lagi. Jadi hati ini sudah pasti klop dengan badan saya,” ucapnya.
Cobaan pria kelahiran Magetan ini tergolong luar biasa. Bermula setelah melakukan perjalanan bisnis panjang dari Cina hingga Ambon, Dahlan mengalami muntah darah ketika tiba di rumahnya, Surabaya. Setelah melakukan pengecekan ke dokter dinyatakan bahwa livernya telah sirosis. Bahkan, hati yang rusak itu telah dipenuhi kanker. Dokter pun langsung menyarankan untuk segera melakukan transplantasi hati dalam waktu kurang lebih enam bulan. Jika tidak, maka nyawanya tidak akan tertolong.
Setelah mempertimbangkan cangkok hati di beberapa Negara, atas saran seorang teman, akhirnya ia memilih operasi di salah satu rumah sakit terkenal di China. Tapi sayang rumah sakit itu ternyata mengalami kesulitan mencari donor hati. Hingga saat itu, belum ada orang yang mau mendonorkan hatinya untuk Dahlan. Tanpa terasa waktu telah memasuki bulan ke empat, namun ia belum juga mendapatkan donor hati. Waktu yang tersedia hanya tinggal dua bulan.
Mengaji dan mengkhatamkan al-Quran secara bersama-sama sebanyak 2-3 kali selama bulan Ramadan mungkin sudah menjadi rutinitas biasa. Tapi, jika dalam
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408