Khatib Salat Iduladha, Ramdansyah Ingatkan Nilai Kesetaraan dalam Haji dan Ihram
Padanya terdapat seperangkat aktivitas simbolik tentang perjalanan umat manusia menuju tingkat ketakwaan sejati.
Bahkan haji adalah merupakan upaya penerapan kesetaraan baik dalam persepsi teologis maupun sosiologis.
"Coba lihat tawaf mengelilingi Ka’bah. Semua manusia bergerak seirama dan senada dalam posisi kemanusian yang sama. Tiada yang mulia maupun yang hina, karena yang ada hanyalah dua eksistensi yakni, Tuhan dan manusia yang menyatu dalam sebuah momen ritual yang unik," ujar eks ketua Panwaslu DKI tersebut.
Kedua, dengan dikenakannya pakaian ihram, maka sejumlah larangan harus diindahkan oleh pelaku ibadah haji.
Seperti larangan berhubungan seksual, mencabut pepohonan, menyiksa binatang, menumpahkan darah, bahkan dilarang membunuh atau menumpahkan darah.
Larangan lainnya yakni menggunakan wangi-wangian dan berhias yang bertunuan agar jemaah haji menyadari bahwa manusia bukan materi semata-mata, bukan pula nafsu birahi.
"Dan bahwa hiasan yang dinilai Tuhan adalah hiasan ruhani. Dilarang pula menggunting rambut dan kuku supaya masing-masing menyadari jati dirinya dan menghadap kepada Tuhan sebagaimana apa adanya," tutup Ramdansyah. (dil/jpnn)
Visi suci haji adalah melepas keangkuhan dan ego yang melekat pada simbol baju yang putih tanpa jahitan dan label apa pun
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Tok, UMP di Jakarta Resmi Jadi Rp 5,3 Juta pada 2025
- PDIP Pimpin Jakarta, Pengamat: Prabowo Harus Kerja Ekstra
- Kabar Gembira, 2025 UMP Jakarta Naik 6,5 Persen
- Pemprov DKI Sinergikan Layanan Digital untuk Seluruh BUMD
- Cuaca Buruk, UPAP Larang Pelayaran Kapal Cepat ke Kepulauan Seribu
- Partisipasi Pemilih Rendah, Pilkada Jakarta Dipertanyakan Legitimasinya