Khawatir Bahasa Etnik Punah, LIPI Terbitkan Kamus Bahasa Minoritas
Di Pulau Alor, Ada Bahasa yang Tinggal Seorang Penuturnya
Sabtu, 05 Januari 2013 – 12:54 WIB

Peneliti LIPI Abdul Rachman Patji bersama enam kamus kecil bahasa daerah yang hampir punah di kantornya, Kamis (3/1/2013)FOTO: SOFYAN HENDRA/JAWA POS
Muhamad dan Usman juga sedikit-sedikit mengerti bahasa Beilel. "Namun, saat saya minta mereka mengobrol dengan menggunakan bahasa Beilel, mereka tak bisa," tambah Patji saat ditemui Jawa Pos di Kantor LIPI pada Kamis (3/1).
Bahasa Beilel ditemukan Patji dan timnya saat meneliti bahasa Kafoa. Itu adalah bahasa yang dipercakapkan di Dusun Habollat dan Lola, Desa Probur Utara, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Kalabahi, NTT. Penutur bahasa Kafoa tinggal 1.220 jiwa.
Saat itu bahasa Beilel tidak ikut diteliti. "Lagi pula sulit diteliti kalau penuturnya tinggal seorang," kata Patji.
Dia memperkirakan, kasus bahasa lokal yang hampir punah karena penuturnya habis tidak hanya ditemukan di NTT. Di Papua, misalnya, diyakini banyak bahasa daerah yang nasibnya sama dengan bahasa Beilel. "Hanya, kami belum menelitinya," tambahnya.
Sebanyak 169 bahasa etnik di Indonesia terancam punah. Jumlah penuturnya terus berkurang. Untuk melestarikan bahasa-bahasa lokal itu, Lembaga Ilmu
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu