Khawatir Bahasa Etnik Punah, LIPI Terbitkan Kamus Bahasa Minoritas
Di Pulau Alor, Ada Bahasa yang Tinggal Seorang Penuturnya
Sabtu, 05 Januari 2013 – 12:54 WIB

Peneliti LIPI Abdul Rachman Patji bersama enam kamus kecil bahasa daerah yang hampir punah di kantornya, Kamis (3/1/2013)FOTO: SOFYAN HENDRA/JAWA POS
Karena itu, untuk menjaga bahasa-bahasa tersebut tidak hilang, sejak dua tahun lalu LIPI meneliti enam bahasa lokal. Selain Kafoa, bahasa yang diteliti adalah Pagu di Halmahera Barat, Maluku Utara (penuturnya tinggal 3.500 orang); Oirata yang dituturkan masyarakat Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku (1.500 penutur); Gamkonora di Halmahera Barat, Maluku Utara (kurang dari 5.000 orang), bahasa Kui di Pulau Alor, NTT (kurang dari 800 penutur), dan Kao di Halmahera Utara, Maluku Utara (kurang dari 1.000 penutur).
Untuk melestarikan enam bahasa tersebut, tim kemudian membukukan sejumlah kosakatanya dalam kamus saku yang praktis. "Ini baru rintisan senarai kata. Kami terus menyempurnakan. Mudah-mudahan tahun 2014 sudah tuntas," ujar Patji yang meraih gelar master antropologi di Australian National University (ANU) tersebut.
Untuk meneliti enam bahasa itu, LIPI menerjunkan 26 peneliti. Mereka adalah gabungan dari ahli bahasa, sosiolog, pakar filsafat, dan antropolog. Patji sendiri adalah seorang antropolog.
"Meski fokusnya bahasa, pendekatannya multidisipliner," kata pria kelahiran Enrekang, Sulawesi Selatan, 18 Februari 1952, tersebut.
Sebanyak 169 bahasa etnik di Indonesia terancam punah. Jumlah penuturnya terus berkurang. Untuk melestarikan bahasa-bahasa lokal itu, Lembaga Ilmu
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu