Khawatir Dapat Gelar 'Kota Kondom'
Sabtu, 24 April 2010 – 15:15 WIB
"Tetapi sebaiknya tanya dulu, apakah masyarakat setuju atau tidak. Kalau masyarakat setuju, silakan dijalankan. Kita hanya meminta pemerintah mempertimbangkan dampak sosial yang mungkin muncul,” katanya. Suprianto mempertanyakan mengapa harus kondom? Sebab, masih banyak jenis produk lain yang dapat diolah dari karet misalnya ban sepeda motor, mobil atau sarung tangan.
Baca Juga:
Sebelumnya dijelaskan Wakil Ketua Badan Pengelolaan Kawasan Ekonomi Terpadu, Alamsyah bahwa pabrik pengolah lateks ini akan sangat menguntungkan karena dapat memperpendek rantai distribusi sehingga biaya produksi petani bisa ditekan. Pembelian pihak pabrik dapat menggunakan sistem "jemput bola" langsung ke kebun. Selain itu, daerah juga lebih diuntungkan dari sisi nilai tambah produk karena yang dihasilkan bukan lagi bahan mentah melainkan barang jadi seperti sarung tangan dan alat kesehatan lainnya
Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot pernah mengatakan, Pabrik ini bukan seperti pabrik karet biasa melainkan pabrik yang menggunakan mesin berteknologi tinggi (teknologi radiasi). Mesin yang disiapkan oleh Badan Tenaga Atom Nasional ini dapat langsung mengolah lateks menjadi barang jadi. Sentra produksi bahan baku akan diarahkan di Kecamatan Mandor dan memerlukan lahan sekitar 400 hektar. (rnl/sam/jpnn)
PONTIANAK - Rencana Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot, untuk mendirikan pabrik pengolah lateks (getah karet) di daerahnya, mendapat reaksi dari
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ternyata Ada 16 Kendaraan yang Ditabrak Bus Pariwisata dari Bali
- Bus Pariwisata dari Bali Menabrak 4 Mobil dan 2 Motor di Kota Batu, 4 Meninggal
- Honorer Database BKN Menolak jadi PPPK Paruh Waktu, Waduh
- Konon Ada Guru Honorer Tidak Tahu Info Rekrutmen PPPK, Kok Bisa?
- Hujan Semalaman, Beberapa Ruas Jalan di Jakarta Banjir, Ini Lokasinya
- Hasil Seleksi CPNS 2024 di Rejang Lebong, 44 Pendaftar Lulus