Khawatir Data Pemilih Dipermainkan
jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menggelar rapat pleno terbuka penetapan rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) nasional untuk pemilu 2014, di Jakarta, Senin (4/11).
Rapat pleno sedianya akan digelar Pukul 14.00 WIB, namun hingga Pukul 14.30 WIB, acara belum juga berlangsung. Meski begitu sejumlah petinggi partai politik peserta pemilu 2014 terlihat mulai berdatangan. Antara lain Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Patrice Rio Capella.
Ia menilai, KPU bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebaiknya kembali mencermati data pemilih, terutama terhadap 10,4 juta data yang hingga saat ini masih bermasalah karena belum memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK).
"KPU sahkan saja DPT yang ada sekarang. Tapi sisanya yang 10,4 juta data itu harus diperbaiki," katanya di gedung KPU, Jakarta.
Menurut Rio, memerbaiki daftar pemilih sangat penting dilakukan, sehingga KPU dapat memastikan pemilih yang disebut memiliki data bermasalah keberadaannya jelas.
"Yang kita takutkan, data 10,4 juta pemilih tersebut orangnya nggak ada. Ini kan sangat berbahaya. Kita tidak mau orang menang karena memermainkan IT (Informasi Teknologi) pemilih," katanya.
Perbaikan menurut Rio, masih sangat dimungkinkan, karena sisa waktu hingga pemilu digelar 9 April 2013 mendatang, masih sangat panjang. Karena itu koordinasi antara KPU dengan Kemendagri menurutnya penting untuk terus dilanjutkan.
"Kalau setelah dilakukan pengecekan orangnya tidak ada, maka harus segera dicoret agar tidak disalahgunakan," katanya.(gir/jpnn)
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menggelar rapat pleno terbuka penetapan rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) nasional untuk pemilu
- Pakar Prediksi Putaran Kedua Pilgub Jakarta Bakal Sengit
- Jika Pilkada Jakarta 2 Putaran, RK-Suswono Berpeluang Menang
- Pramono Mendeklarasikan Kemenangan, Tim RIDO Bilang Tak Resmi
- Anomali di Pilkada Banten, Airin Sudah Memenangkan Prabowo, Tetapi Dikerjai Parcok
- ASR-Hugua Unggul di Pilgub Sultra versi Quick Count Charta Politika
- Partisipasi Pilgub Jakarta Rendah, Arief Rosyid Ungkap Penyebab Pemilih Muda Pilih Golput