Khilafatul Muslimin
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Untuk bisa menembus lorong itu masyarakat harus bisa menjinakkan sang monster Leviathan jahat dan setelah itu harus bisa menjaga keseimbangan tatanan masyarakat.
Ketika Leviathan jahat berkuasa maka negara akan menjadi despotik, otoriter, dan anti-demokrasi.
Hak-hak rakyat akan dikebiri dan hidup rakyat senantiasa dalam bahaya karena kebebasan (liberty) sudah diberangus.
Negara menjadi terlalu kuat dan yang berkuasa pada keadaan seperti ini adalah monster Leviathan yang despotik (Despotic Leviathan).
Akan tetapi, ketika masyarakat bisa menundukkan Leviathan maka tidak otomatis kondisi akan baik.
Bisa jadi kondisi akan sama buruknya karena ketiadaan Leviathan bisa jadi akan diisi oleh kekuasaan masyarakat yang anarkis yang menghasilkan chaos karena absennya hukum setelah monster Leviathan sudah tidak ada lagi.
Inilah kondisi yang disebut Absent Leviathan.
Lantas bagaimana solusi idealnya? Acemoglu dan Anderson menawarkan konsep keseimbangan antara kekuatan negara dan civil society (masyarakat madani), sebagaimana yang dikenal dalam konsep checks and balances.
Sistem khilafah yang diusung oleh Khilafatul Muslimin dinyatakan bertentangan dengan Pancasila.
- Ada Dukungan Jokowi, Persis Gagal Kalahkan 10 Pemain Semen Padang
- Bendera PSI Perorangan Berkibar di Sejumlah Ruas Jalan Jakarta
- Respons Ketua KPK soal Desakan Hasto agar Memeriksa Keluarga Jokowi
- Darmizal Tegaskan Jokowi Fokus pada Kemajuan Bangsa, Bukan Partai Super Tbk
- Ditahan KPK, Hasto Minta Lembaga Antikorupsi juga Periksa Keluarga Jokowi
- Berorasi saat BEM SI Demonstrasi, Seorang Mak Serukan Tangkap Jokowi