Khofifah Sebut Ada Ancaman Pembunuhan
jpnn.com - JAKARTA - Pasangan Khofifah Indar Parawangsa - Herman Suryadi Sumawiredja menyebut kegagalannya maju sebagai calon gubernur Jawa Timur (Jatim) disebabkan praktek curang dari pasangan calon incumben, Soekarwo - Saifulah Yusuf (Karsa). Khofifah menyebutnya sebagai politik borong partai atau politik kartel.
Mantan menteri di jaman pemerintahan Presiden Gus Dur itu menjelaskan, beberapa petinggi partai pendukungnya berkali-kali didesak untuk mengalihkan dukungannya.
"Para pimpinan partai pendukung saya diteleponi tiga kali sehari seperti minum obat. Mereka ditelepon dijanjikan begini-begini agar memindahkan dukungannya ke pasangan Karsa," ujar Khofifah di kantor advokat Otto Hasibuan, Harmoni, Jakarta Pusat, Rabu (24/7).
Selain itu, sambung Khofifah, mereka juga ditawari sejumlah uang untuk berpindah kubu. Jumlah yang ditawarkan tidak sedikit, bahkan salah satu pimpinan partai mengaku ditawari Rp2 miliar.
"Kalau tidak mau memindahkan dukungan diancam akan dibunuh," tegasnya.
Berkat praktik ini, beberapa partai pendukung Khofifah-Herman pun akhirnya mengalihkan dukungan. Hal ini berimbas pada gagalnya pasangan tersebut memenuhi syarat pencalonan akibat kurangnya jumlah dukungan.
Khofifah yakin cara curang ini dilakukan pihak Karsa secara khusus untuk menjegal pencalonannya. Pasalnya, Karsa tidak membutuhkan tambahan dukungan lagi untuk memenuhi syarat pencalonan.
Menurut Khofifah, sebenarnya Karsa sejak awal sudah memiliki suara 60,1 persen dari partai yang duduk di parlemen.
JAKARTA - Pasangan Khofifah Indar Parawangsa - Herman Suryadi Sumawiredja menyebut kegagalannya maju sebagai calon gubernur Jawa Timur (Jatim) disebabkan
- Video Aplikasi Curhat Banjir Olok-olokan Warganet, Ridwan Kamil: Jangan Sepelekan Stres
- Komisi II DPR Apresiasi Kesiapan Pilkada Kaltim, Rifqinizamy: Tetap Harus Waspada
- Hadir di Kampanye Hairan-Amin, Kaesang Mengaku Utusan Jokowi
- Potensi Kades Langgar Netralitas pada Pilkada Harus Terus Ditekan
- Dewan Etik Persepi Bermain Ganda, Disebut Ada Tendensi Rebutan Main Kavling
- MPR Minta Masukan Mahasiswa Unilam untuk Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik