Ki Joko Bodo Wakafkan Tanahnya untuk Pembangunan Masjid
Saat itu pria kelahiran Singaraja, 11 Juli 1963, tersebut sudah menampakkan diri dengan penampilannya yang sekarang.
Menyikapi kabar bahwa dia telah hijrah, ini jawabannya. ’’Saya dari dulu itu sudah mendalami ilmu agama dan sering umrah,’’ papar pria empat istri tersebut, lantas tertawa kecil.
Ki Joko pun membantah bahwa hidupnya berubah total. ’’Biasa aja tuh,’’ ucapnya. Dia mengaku tetap rajin beribadah, salat lima waktu, dan puasa sejak lama.
Kalaupun ada yang berubah, dia menyebut hanya beberapa. Di antaranya adalah penampilan yang kini lebih rapi. Rambut dan janggut dipangkasnya sekitar 2016.
Tak ada fase atau peristiwa khusus yang membuatnya merombak penampilan. Hanya ingin sesuatu yang baru.
Namun, dia menjelaskan bahwa penampilan barunya punya makna. ’’Kita hidup itu harus dinamis, jangan statis-statis aja,’’ jelas ayah sepuluh anak tersebut.
Pria yang sempat menjadi aktivis kemanusiaan di era Orde Baru itu mengaku masih melakukan praktik spiritual.
Para kliennya masih setia mendatangi rumahnya. Baik di Lubang Buaya, Jogjakarta, maupun Denpasar. ’’Masak saya tolak? Kalau saya tolak, berarti saya sombong,’’ ucapnya santai.
Ki Joko Bodo memangkas rambutnya dan mewakafkan tanahnya di Lubang Buaya untuk pembangunan masjid.
- Ketua BWI Mengaku Banyak Mendapatkan Titipan PR dari Sosok Ini
- Wakaf Bisa Jadi Instrumen Membantu Prabowo Menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis
- Kemenag Evaluasi Pengelolaan Wakaf, Tertib Administrasi
- Mengenal Lebih Jauh tentang Wakaf Saham
- Arlect International di Jogja Bahas Ekonomi Syariah, Undang Peserta dari Berbagai Negara
- Harlah ke-17 BWI, Kemenag Launching Gerakan Indonesia Berwakaf