Kiai Ahong dari Makam Wali Ningxia
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - SEBELUM kembali lagi ke Amerika, Dahlan Iskan beberapa hari di daerah muslim Tiongkok, di perbatasan Korea Utara dan di perbatasan Rusia. Ini kisahnya.
Inilah pengalaman saya jumatan di satu di antara 3.100 masjid di Provinsi Ningxia, Tiongkok bagian barat. Saya memilih masjid itu demi kepraktisan. Lokasinya di tengah kota. Kota Wuzhong, dua jam dari Yinchun, ibu kota Provinsi Ningxia.
Masjid itu bersebelahan dengan restoran. Selama saya jumatan, istri saya bisa makan siang. Bersama beberapa teman Tiongkok yang mengaku ber-Tuhan tapi tidak beragama.
Sebenarnya saya bisa jumatan di satu masjid berumur 600 tahun. Bahkan, ada dua yang segitu tuanya. Sama-sama besarnya. Sama-sama seperti kelenteng bentuknya. Yang pagi itu juga sama-sama saya kunjungi. Yang dua jam jaraknya dari Wuzhong.
Tapi, hari masih terlalu pagi. Lebih baik saya jalan lagi. Waktu yang tersedia bisa saya manfaatkan untuk ziarah. Ke makam wali penyebar Islam di Ningxia: Kiai Hong Shou-lin.
Saya membayangkan betapa sulitnya Kiai Hong Shou-lin membawa Islam ke Tiongkok. Hingga ada 70 juta orang Islam di sana saat ini.
Makam itu terletak di tengah gurun pasir. Dua jam naik mobil dari Kota Wuzhong, tempat saya jumatan tadi. Tidak ada kampung di dekat makam itu.
Dari jarak setengah jam, saya sudah bisa melihat makam itu. Dari menara-menaranya yang tinggi. Begitu megahnya, semula saya pikir itu masjid besar. Ada empat menara setinggi menara Masjid Istiqlal, Jakarta. Di tengah menara-menara hijau itu, terlihat kubah besar yang juga berwarna hijau.