Kiai Ahong dari Makam Wali Ningxia
Oleh Dahlan Iskan
Lalu, saya jelaskan bahwa saya tadi hanya mengikuti arah mihrab. Tempat imam. Begitulah di Indonesia.
”Itu bukan tempat imam,” katanya. ”Itu kamar saya,” lanjut dia.
Saya baru sadar bahwa ini kan bukan masjid. Tidak ada tempat imam. Ini bangunan makam. Meski bentuknya, besarnya, dan penataan karpetnya persis seperti masjid.
Saya pun kembali salat. Dengan arah yang benar. Lalu membaca Alquran.
Seusai berziarah, di halaman tengah kompleks itu saya bertemu dengan rombongan yang berdoa tadi.
Dialah yang memberi tahu saya siapa yang dimakamkan di situ. ”Beliau itu wali Allah,” katanya. Rombongan itu sendiri datang dari satu desa sekitar 30 menit dari situ. Ternyata dia juga seorang kiai. Yang di Tiongkok disebut ahong.
Kalau lagi tidak liburan musim panas, ada 200-an santri yang mondok di kompleks makam itu, katanya.
Masih adakah keturunan wali ini? Masih. Cucunya. Yang sekarang juga jadi tokoh agama. Dan tokoh politik. Tinggalnya di ibu kota Provinsi Ningxia, Yinchun. Namanya Kiai (Ahong) Hong Yang. Beliau tamatan Beijing University, Harvard-nya Tiongkok. Kini juga menjabat wakil ketua DPRD Provinsi Ningxia.