Kiai Cepu: Mudik Bentuk Ketenangan Jiwa, Bila Tidak Pulang Kampung Berarti Belum Move On

Sementara apabila ada orang tidak pulang kampung tandanya ada peristiwa yang masih terluka dengan kampungnya.
“Begitu pula orang meninggal kan hatinya mesti tenang kan. Jadi seenak-enaknya mampir ke rumah teman yang bagus, tetapi tetap enak pulang kan. Begitu pulang terjadi peristiwa ketenangan batin,” katanya.
Kiai yang juga budayawan ini menambahkan bahwa mudik sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia.
Mudik ini juga menyiratkan tentang hubungan antara budaya dan agama yang mustahil dipisahkan karena menjadi satu kesatuan.
“Jadi, kalau tidak ada produk budaya, maka pelaksanaan agama tidak mungkin terjadi,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Kiai Cepu menjelaskan mudik bukan termasuk bid’ah meskipun tidak ada di zaman Rasulullah dahulu.
Sebab, mudik masuk dalam kategori ibadah umum yang caranya, waktunya, jumlahnya, dan redaksinya tidak diatur oleh Allah SWT secara rigid, misalnya budaya, tradisi, dan teknologi.
“Mudik lebaran termasuk ibadah umum, jadi bisa ditambah dan dikurangi, enggak mudik tidak apa-apa. Berarti tidak termasuk bid’ah. Jadi, kalau ada yang mengatakan bid’ah karena di zaman nabi enggak ada, aduh, berarti wawasannya kurang luas,” tutupnya.(dkk/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Orang-orang yang melakukan perjalanan pulang kampung saat mudik lebaran tidak hanya melalui perjalanan fisik.
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad
- Prediksi BI, Ritel Tumbuh 8,3% saat Ramadan & Idulfitri
- Pengguna MyPertamina Meningkat Pada Periode Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025
- Cerita Bahagia Artis Ira Siedhranata Pulang ke Tanah Kelahiran, Tebar Kebaikan di Ramadan
- Pertamina Bangun Posko Mudik Sambut Arus Balik, Salah Satunya di Pelabuhan Semayang
- Terendam Banjir, Jalintim di Muba Lumpuh Total
- Arus Balik, Grup MIND ID Kembali Sediakan 10 Titik Posko Mudik