Kiai Google
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Hal ini wajar, karena biasanya para kiai termasuk dalam kategori ‘’laggard’’, atau lambat dalam menerima difusi teknologi (Rogers, 1983).
Laggard adalah orang-orang terakhir yang menerima dan mengadopsi perubahan teknologi, dan sering diledek sebagai gaptek, atau gagap teknologi.
Namun, kelompok ini lambat laun akan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, dan mengadopsinya dengan melakukan penyesuaian.
Konsep mengaji sorokan yang menjadi ciri khas pesantren, akan berubah menjadi mengaji sorokan digital yang tetap mutawatir, meskipun sang santri tidak berhadapan langsung dengan sang kiai.
Teknologi selalu membawa berkah dan bencana. Berkah digital sudah sangat terasa untuk mengglobalkan dakwah Islam. T
Namun, bencana digital, seperti kasus Muhammad Kece dan Joseph Paul Zhang, akan selalu muncul sampai kapan pun. Inilah tantangan bagi para kiai dan santri digital zaman now. (*)
Dulu masyarakat desa tunduk, tawaduk, dan cium tangan kiai, sekarang tunduk dan tawaduk kepada Kiai Google, tanpa cium tangan.
Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror
- Cloudflare 2024 Sebut Indonesia Punya Kinerja Digital Terbaik
- Fitur Enhance di Google Drive Berfungsi Mengedit Tampilan Dokumen
- Google dan Samsung Mengembangkan Sistem Operasi Android XR
- Google Memperkenalkan GenCast, Diklaim Lebih Bagus dari ENS
- Google Cloud Memperkenalkan 2 Model AI Generatif, Imagen 3 dan Veo
- Tingkatkan Kinerja Aplikasi, Google Translate Hadirkan Sticky Translation Mode