Kiai Maimoen Zubair: Pilpres 2014 Istimewa
JAKARTA - Kiai sepuh KH Maimoen Zubair, mengatakan pemilhan presiden (pilpres) 9 Juli mendatang, merupakan peristiwa politik nasional yang istimewa.
Karena dilaksanakan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Oleh karena itu diharapkan semua kalangan dapat menjalankannya dengan baik.
"Pilpres mendatang sangat istimewa karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, sama dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dulu, dan tentu peristiwa turunnya Al-Qur'an" ujar Mbah Moen, panggilan akrab kiai kharismatik itu, di Sarang, Rembang, sebagaimana pesan elektronik yang diterima JPNN, Kamis (12/6).
Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang itu berharap agar Pilpres mendatang berjalan lancar dan rakyat Indonesia bisa memilih presiden dan wakil presiden sesuai yang mereka yakini dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Ia mengakui, dirinya banyak mendapat telepon dari ulama-ulama NU yang mengatakan mendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa jadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
"Di mata para kiai NU, Prabowo adalah figur yang ikhlas dan tegas, serta mampu membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, makmur dan aman sebagaimana yang diperjuangkan selama ini oleh Nahdlatul Ulama," beber kyai yang akrab dipanggil "Mbah Moen" itu.
Apabila nanti terpiliih, Ketua Majelis Syariah DPP PPP ini berharap Prabowo-Hatta mampu menjadikan Indonesia baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur. (gir/jpnn)
JAKARTA - Kiai sepuh KH Maimoen Zubair, mengatakan pemilhan presiden (pilpres) 9 Juli mendatang, merupakan peristiwa politik nasional yang istimewa.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Eks Tim Mawar Kenang Presiden Prabowo yang Rela Korbankan Diri demi TNI
- Polsek Tambusai Utara Ajak Warga di Desa Tanjung Medan Ciptakan Pilkada Damai
- AQUA dan DMI Berangkatkan Umrah bagi Khadimatul Masjid dari Enam Provinsi
- KPK Incar Pejabat BPK yang Terlibat di Kasus Korupsi Kemenhub