Kiai Ma'ruf Sebut Khilafah Otomatis Tertolak, Begini Penjelasannya
jpnn.com, JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) KH Ma’ruf Amin menyatakan, Pancasila merupakan titik temu dari semua perbedaan yang ada dalam bangsa Indonesia. Menurut dia, Pancasila dan UUD 1945 merupakan kesepakatan untuk berbangsa dan bernegara.
Kiai Ma’ruf mengatakan, salah satu ideologi yang menyalahi kesepakatan pendiri bangsa adalah khilafah. Karena itu, ideologi khilafah tidak boleh di Indonesia.
“Apa boleh bawa khilafah ke Indonesia, tidak boleh. Ini menyalahi kesepakatan. Maka dia bukan ditolak, tetapi tertolak otomatis,” kata Kiai Ma’ruf saat memberikan ceramah pada halalbihalal yang digelar mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono di sebuah hotel di Jakarta, Jumat (21/6).
BACA JUGA: Eks Kepala BIN: Tiga Persen TNI Terpapar Radikalisme, Bahaya!
Ulama yang karib disapa dengan panggilan Abah Ma’ruf itu menegaskan, konflik ideologis seharusnya tidak terjadi di Indonesia karena sudah ada kesepakatan tentang Pancasila dan UUD 1945. “Kita harus kembali kepada prinsip-prinsip nasionalisme kita sebagai bangsa,” ujarnya.
Lebih lanjut Abah Ma’ruf juga mengingatkan kalangan TNI agar selalu berpegang pada Sumpah Prajurit dan Saptamarga. Ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu meyakini jika prinsip-prinsip itu dipegang teguh maka Indonesia akan aman.
BACA JUGA: Prabowo : Masa Gue Dukung Khilafah, yang Benar Saja
“Kalau ada yang merasa kita sudah keluar dari sumpah prajurit dan sapta marga kita harus kembali juga. Maka kita semua, ulama, purnawirawan, harus menjadi penjaga, mengawal prinsip, dan keutuhan bangsa,” kata Kiai Ma’ruf.(boy/jpnn)
KH Ma’ruf Amin menyatakan, Pancasila merupakan titik temu dari semua perbedaan yang ada dalam bangsa Indonesia sehingga khilafah bukan ditolak tetapi otomatis tertolak.
Redaktur & Reporter : Boy
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Refleksi Akhir Tahun, BPIP Komitmen Jaga dan Kuatkan Pembinaan Ideologi Pancasila
- BNPT & PNM Kerja Sama Cegah Radikalisme lewat Pemberdayaan Ekonomi
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Ahmad Muzani Ungkap Cerita Prabowo Terbitkan PP 47 Hapus Utang Rakyat: Amanat Pancasila