Kiai Ma'ruf Sepatutnya Memberi Teguran Terakhir Lagi Keras kepada Presiden Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Reza Indragiri Amriel yang pernah menjadi tenaga ahli profesional di DPR RI berharap Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin memberikan teguran kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang asyik dengan impian despotismenya.
Despotisme merupakan praktik pemerintahan dengan kekuasaan tidak terbatas dan sewenang-wenang.
Reza lantas memberikan contoh soal peristiwa politik tahun 1956, ketika Dwitunggal Soekarno-Hatta pecah tanpa mungkin disatukan lagi
"Ada sejumlah alasan Hatta mengundurkan diri dari kursi wakil presiden," ujar Reza Indragiri di Jakarta, Kamis (1/2).
Anggota Tim Penulis Buku Terbitan BPIP itu menyebut salah satu alasan Hatta mundur, yakni "Dalam jangka waktu lama, Indonesia hidup dalam bayangan feodalisme. Tetapi neofeodalisme Sukarno lebih jahat dan lebih ganas."
"Soekarno memang berkuasa, tetapi yang membuat Hatta muak adalah ketika kekuasaan Soekarno terapkan hingga mencapai level yang memorak-porandakan asas-asas bernegara," tutur Reza.
Oleh karena itu, melihat sikap politik Presiden Jokowi menjelang Pilpres 2024, Reza menilai Wapres Kiai Ma'ruf Amin seharusnya bisa mengambil peran.
"Kiai Ma'ruf Amin, sebagai wakil presiden pada pemerintahan sekarang, sepatutnya memberikan teguran terakhir lagi keras kepada Presiden Jokowi yang tengah asyik dengan impian despotismenya," ujar Reza.
Wapres Kiai Ma'ruf Amin dinilai sudah sepatutnya memberi teguran terakhir lagi keras kepada Presiden Jokowi yang asyik dengan impian despotismenya.
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila
- Jokowi Dukung RIDO, Once PDIP Sebut Pram-Doel Didukung Rakyat