Kiai Migas
Oleh Dahlan Iskan
Suguhan tamu di situ banyak sekali. Saya pilih makan duku saja. Yang sangat manis dan lezat itu.
Gus Kikin itulah yang telah ditunjuk menggantikan Gus Sholah menjadi pimpinan tertinggi Tebu Ireng.
Kami duduk bersila di ruang depan rumah induk itu. Ngobrol banyak hal. Tapi saya yang memulai bicara.
"Jadi, Gus Kikin ini ternyata mondok di mana-mana, ya?" kata saya. Ada semacam permintaan maaf di balik pertanyaan itu.
"Awalnya di Pondok Sunan Ampel, lalu ke Pondok Seblak," ujar Gus Kikin. "Setelah itu lebih banyak ngaji ke ayah," tambahnya.
Pondok Sunan Ampel adalah pesantren kecil di dalam Kota Jombang. Sedang lokasi pondok Seblak hanya selemparan batu dari Tebuireng.
Ayah Gus Kikin sendiri seorang kiai. Ibunya adalah sepupu Gus Dur. Kakek dari ayahnya juga kiai besar, KH Maksum. Yang karya beliau menjadi buku pegangan di pesantren: Kitab Amshilatut Yashrifiyah.
Itulah kitab etimologi yang sampai sekarang masih diajarkan di Pondok Tebuireng. Kini Gus Kikin sendiri yang mengajarkan kitab kuning itu kepada para santrinya.