Kiai Said Aqil: PBNU Berpihak kepada Rakyat
"PBNU tidak ingin gegabah karena ini terkait hajat hidup orang banyak, baik dari sisi karyawan perusahaan maupun masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi penambangan," kata Masduki.
Dia menambahkan, pengecekan di lapangan juga berguna untuk memastikan apakah pengelola tambah emas itu memanfaatkan teknologi ramah lingkungan atau tidak.
"Untuk memastikan apakah tambang Tumpang Pitu mudarat atau justru bermanfaat, PBNU memiliki prosedur. Di antaranya, melakukan cross check ke lapangan,” tutur Masduki.
Dia menjelaskan, selama ini PT Bumi Suksesindo (BSI) sebagai pengelola tambang emas itu mengklaim telah mengaplikasikan teknologi heap leach yang ramah lingkungan.
Menurut publikasi resmi PT BSI, teknologi heap leach (pelindihan) dipilih lantaran perseroan sangat memperhatikan aspek ekosistem lingkungan hidup.
Dengan teknologi tersebut, proses produksi tidak menghasilkan tailings. Sebab, cairan pelarut mengalami sirkulasi pemakaian sedemikian rupa sehingga tidak ada yang terbuang.
Berdasarkan hasil penelitian PPLH Universitas Brawijaya, proses produksi di tambang emas Tumpang Pitu memang menggunakan metode heap leach (pelindihan) yang tidak menghasilkan tailings.
Seperti diketahui, untuk saat ini metode heap leach dipandang sebagai yang paling aman dan ramah lingkungan dalam penambangan emas.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan, pihaknya tetap berpihak kepada kemaslahatan masyarakat.
- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Lepas Peserta Program Mudik Seru Bareng NU
- Danone Menjalin Kemitraan Strategis dengan PBNU
- Membela Palestina Itu Perintah Nabi & Konstitusi, Beginilah Seharusnya Sikap Rakyat RI
- BPKH Temui Pengurus PBNU, Minta Dukungan Terkait Revisi UU Pengelolaan Keuangan Haji
- Longsor di Tambang Emas Bone Bolango, Satu Orang Meninggal Dunia
- DPRD Sulteng Minta Imigrasi Selidiki Izin TKA Salim Group di Tambang CPM