Resmikan Masjid dan Peletakan Batu Pertama Pesantren
Kiai Said: Ini Keinginan PBNU Sejak Lama

jpnn.com, KUNINGAN - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meresmikan Masjid An-Nahdloh dan Ground Breaking Asrama Santri Pondok Pesantren An Nahdliyah Padamulya, Kabupaten Kuningan, Minggu (22/11).
Peresmian dan peletakan batu pertama tersebut dilakukan langsung oleh Rais Aam' PBNU, KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj dan diikuti Bupati Kuningan Acep Purnama, Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu.
“Kita baru saja selesai meresmikan masjid An-Nahdloh yang berada di bawah pengelolaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," ujar Kiai Said. Peresmian tersebut ditandai dengan gunting pita dan penandatanganan prasasti.
Kiai Said mengaku sudah lama mempunyai cita-cita membangun pondok pesantren yang pemiliknya langsung PBNU.
“Ini merupakan cita-cita, keinginan PBNU sejak lama, mempunyai masjid dan pesantren yang langsung miliknya PBNU," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan, KH Abdul Manan Ghani mendapat amanah untuk menghidupkan tanah wakaf dengan membangun masjid dan pesantren
“Saya ditugaskan menghidupkan tanah wakaf seluas lima hektare kurang seratus delapan puluh lima meter dari bapak haji Sahal yang diterima langsung ketua umum PBNU KH Said Aqil Siroj," kata KH Manan.
“Alhamdulillah berkat berbagai kerja sama telah kami bangun masjid dan bangunan untuk pengasuh pondok," ujarnya
Rais Aam' PBNU, KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj meresmikan masjid dan Peresmian dan meletkkan batu pertama pembangunan pesantren milik PBNU.
- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Lepas Peserta Program Mudik Seru Bareng NU
- Danone Menjalin Kemitraan Strategis dengan PBNU
- Membela Palestina Itu Perintah Nabi & Konstitusi, Beginilah Seharusnya Sikap Rakyat RI
- BPKH Temui Pengurus PBNU, Minta Dukungan Terkait Revisi UU Pengelolaan Keuangan Haji
- Kapolri dan Ketua PBNU Membahas Keberagaman dan Isu Kekerasan di Lingkungan Pendidikan
- Kerja Sama Polri-PBNU Dinilai Efektif Kurangi Kekerasan di Pesantren