Kiai Said Puji dan Kecam Jokowi dalam Satu Ceramah, SAS Institute: Autokritik Kebangsaan
jpnn.com, CIREBON - Pesantren Kempek menyelenggarakan acara Haul Ke-33 KH. ‘Aqiel Siroj, peringatan hari wafatnya ayah mantan Ketua PB NU Kiai Said Aqil Siroj.
Acara dihadiri puluhan ribu santri dan masyarakat sekitar Cirebon. Turut hadir Bupati Kabupaten Cirebon serta jajaran pemerintah provinsi Jawa Barat.
Dalam ceramah kebangsaannya, Kiai Said Aqil menegaskan bahwa hari-hari ini konflik yang terjadi di Timur Tengah adalah warisan masa lalu. Lebih-lebih konflik terjadi antar golongan umat Islam.
“Konflik terjadi bukan karena salah agama Islam sebagai mayoritas. Namun, persoalan moral kebangsaan yang tidak menjunjung tinggi kemanusiaan. Sehingga nyawa sangat murah, dan saling membunuh sangat mudah. Alhamdulillah, Indonesia sebagai sebuah bangsa jauh dari hal itu, meski kita tidak pungkiri gerakan radikalisme ke arah sana juga eksis di Indonesia,” jelas Kiai Said.
Kiai Said Aqil menjamin bahwa Nahdlatul Ulama sebagai civil society melalui keberadaan pesantren akan menjadi benteng utama Republik Indonesia.
Pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama sejak berdiri hingga hari ini telah terbukti mencetak kader-kader bangsa, pemikir bahkan guru bangsa yang berakhlakul karimah dengan karakter nasionalis.
Di sela-sela mimbar, dirinya juga memuji sikap Presiden Jokowi yang berinisiatif melakukan lawatan ke Ukraina dan Rusia, dalam rangka mencari solusi konflik perang antar kedua negara tersebut.
Namun, pada waktu yang sama Kiai Said secara tegas mengkritik kebijakan pemerintah atas kenaikan BBM.
Kiai Said Aqil Siradj dalam sebuah ceramahnya melontarkan kritik tajam soal kebijakan Presiden Jokowi
- SAS Institute: Kiai Said Tidak Mendukung Paslon AMIN
- SAS Institute: Sikap Said Aqil Bentuk Dukungan Terhadap Proses Bernegara
- Said Aqil Siroj Institute Nilai Habib Rizieq Cocok Jadi Kapten Tim AMIN
- Said Aqil Siroj Institute Apresiasi Ketegasan Kominfo Berantas Judi Online
- Jokowi Dinilai Kerap Cawe-Cawe Urusan Kontestasi Politik, Pengamat Ingatkan Dampak Negatif
- Polemik Ponpes Al Zaytun, SAS Institute: Ada Operasi Intelijen Menjelang Pemilu 2024