Kian Banyak Pemakai Narkoba Alami Gangguan Jiwa

Laporan tersebut menunjukkan bahwa 27 persen di antaranya dirawat atau didiagnosis, menderita ganggun kejiwaan - lebih tinggi dibandingkan 18 persen pada tahun 2013.
Associate Professor Nicole Lee, dari National Drug Research Institute (NDRI), menjelaskan bahwa peningkatan dalam survei ini juga dapat dikaitkan dengan perubahan sikap seputar masalah kesehatan mental di Australia.
"Orang memiliki obat-obat ini dan mendapatkan perawatan akibat dari obat-obat itu juga," katanya.
Dia mengatakan bahwa ekstasi dan methamphetamine mempengaruhi zat-zat kimiawi di otak pemakai yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
"Terutama ekstasi yang melepaskan keseluruhan serotonin dan berakhir dengan penipisan serotonin di otak. Dan hal itu terkait dengan depresi," katanya.
Meskipun laporan tersebut juga menunjukkan penurunan jumlah orang yang memakai ekstasi dan methamphetamine, namun Prof Lee mengatakan bahwa hal itu bukan cerita keseluruhan.
"Kita perlu berinvestasi dalam mengurangi bahayanya dan memperbaiki pengobatan agar benar-benar memberi dampak," katanya.
"Karena kita bisa melihat meskipun pemakaian telah berkurang, namun bahayanya masih meningkat," tambah Prof Lee.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya