Kian Banyak Wanita Australia Bekukan Sel Telurnya

Kian Banyak Wanita Australia Bekukan Sel Telurnya
Kian Banyak Wanita Australia Bekukan Sel Telurnya

Dr Campbell mengatakan wanita perlu mengerti adanya risiko medis terkait dengan prosedur pengumpulan sel telur.

"Prosesnya aman, namun kami tahu ada risiko pendarahan dari ovarium [misalnya]," jelasnya.

Mengelola harapan

Sebuah studi di tahun 2016 dari University College London menemukan tingkat keberhasilan oocyte cryopreservation saat ini setara dengan angka kehamilan bayi tabung.

Namun dikatakan bahwa harapan seputar kehamilan dari sel telur beku menjadi kekhawatiran.

"Wanita perlu menerima informasi yang benar tentang oocyte cryopreservation dan tingkat keberhasilannya. Jangan menerimanya sebagai 'polis asuransi' seperti yang sering digambarkan," kata studi di University College London.

"Selanjutnya, keputusan perusahaan seperti Apple dan Facebook dalam menawarkan 'pembekuan sel telur sosial' kepada karyawannya, dapat menyebabkan wanita tertekan untuk menunda persalinan," tambahnya.

Laporan itu juga menyoroti perlunya menghitung biaya secara hati-hati.

Sementara studi di tahun 2012 dari Northwestern University Feinberg School of Medicine menyebutkan jika seorang wanita membekukan sel telurnya pada usia 25 tahun dan kembali pada usia 40 tahun, akan lebih hemat biaya daripada menjalani reproduksi bantuan pada usia 40 jika kesulitan untuk hamil.

Pada usia 32 tahun, Ange Anderson warga Brisbane, Australia, sangat menyadari betapa kesuburannya akan segera menurun dengan cepat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News