Kian Sibuk Perangi Ebola
Perawat Spanyol Membaik, AS Isolasi Satu Pasien Baru

jpnn.com - MADRID – Wabah ebola yang telah melumpuhkan Afrika Barat, kini, juga menjadi momok bagi negara-negara di Benua Eropa dan Amerika. Itu terjadi setelah penularan virus mematikan tersebut di Spanyol dan Amerika Serikat (AS). Para pakar, bahkan, menyamakan ebola dengan AIDS karena sama-sama menular dan belum ada obatnya.
Minggu (12/10), media Spanyol mengabarkan bahwa kondisi Teresa Romero Ramos membaik. Padahal, akhir pekan lalu, kesehatan asisten perawat yang terinfeksi setelah menangani dua pasien ebola itu menurun drastis. Yolanda Fuentes, dokter yang bertugas di Rumah Sakit Carlos III, malah menduga perempuan 44 tahun tersebut akan menemui ajal.
Tapi, Ramos menunjukkan perubahan yang cukup signifikan setelah mendapat bantuan pernapasan dan terapi obat-obatan. ’’Dia sadar dan bisa diajak berkomunikasi dengan baik,’’ kata salah seorang sumber di rumah sakit yang terletak di Kota Madrid tersebut.
Saat ini, Ramos menjalani perawatan isolasi dan mengonsumsi obat antiflu Avigan. Sebanyak 16 orang yang berinteraksi dengan Ramos ketika dia mulai mengeluh sakit harus menjalani karantina. Salah seorang di antaranya adalah dokter unit gawat darurat yang kali pertama memeriksa Ramos.
’’Sejauh ini, mereka yang dikarantina belum menunjukkan gejala apa pun. Tapi, kami akan tetap mengawasi mereka selama maksimal 21 hari,’’ kata sumber rumah sakit.
Sementara itu, perawat lain yang menangani dua pasien ebola Spanyol bersama Ramos beberapa waktu lalu boleh meninggalkan rumah sakit. Perawat yang tidak disebutkan namanya itu sudah menjalani tes sebanyak dua kali dan hasilnya selalu negatif.
Meski tetap berada dalam pengawasan medis, si perawat diizinkan pulang. ’’Dia baik-baik saja dan tidak menunjukkan gejala sakit,’’ kata ayah si perawat.
Di sisi lain, media AS melaporkan bahwa pasien ebola kedua muncul di Negara Bagian Texas. Dia adalah paramedis yang merawat Thomas Eric Duncan, pasien ebola asal Liberia.
MADRID – Wabah ebola yang telah melumpuhkan Afrika Barat, kini, juga menjadi momok bagi negara-negara di Benua Eropa dan Amerika. Itu terjadi
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia
- Kabar Gembira, Hamas Siap Menyerahkan Kendali atas Gaza
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal