Kiat Klub-klub di Sumatera dan Kalimantan Menghadapi Kabut Asap

Kiat Klub-klub di Sumatera dan Kalimantan Menghadapi Kabut Asap
Pemain tetap berlatih di tengah kabut asap. Foto: JPG

Karena itu, Benny tak khawatir kondisi kesehatan anak buahnya akan terpengaruh. Tapi, tak berarti ancaman sudah benar-benar hilang. Sebab, bencana yang membuat dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura, turut merasakan getahnya tersebut belum benar-benar selesai ditangani.

"Kalau ternyata terus memburuk, ya kami harus pindah," ucapnya.

Meski tak separah Palembang, pelatih Mitra Kukar Jafri Sastra juga tetap harus "kucing-kucingan" menyiasati kedatangan asap. Rabu (16/9) pasukannya berlatih sore di Stadion Aji Imbut. Tapi, ternyata "tamu tak diundang" itu mengepung, meski tak terlalu pekat.

"Itu untuk kali pertama kami berlatih dengan kondisi berasap. Porsi latihan pun saya kurangi," katanya.

Khawatir kembali berlatih ditemani asap, eks pelatih Semen Padang tersebut memutuskan untuk memilih latihan pagi kemarin. Pilihannya tepat. Cuaca cerah, tanpa asap.

Karena itu, hari ini atau sehari sebelum menjamu PSM, para penggawa skuad berjuluk Naga Mekes tersebut akan kembali berlatih pagi. "Kalau tak ada asap, porsi latihan bisa dimaksimalkan," ucap Jafri kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group).

Kalau Naga Mekes berlatih pagi, dengan tujuan sama, untuk menghindari asap, PBFC memilih berlatih malam mulai Selasa lalu. Sang pelatih, Iwan Setiawan, sangat khawatir para pemainnya akan terkena penyakit pernapasan jika dipaksakan berlatih berteman asap.

Iwan tak ingin persiapan yang hanya tinggal beberapa hari sebelum menjamu Persib justru berantakan karena bahaya yang ditimbulkan asap. Apalagi duel melawan Persib dijadwalkan dihelat pada malam.

KABUT asap tentu menyusahkan. Tapi, di mata Dodi Reza Alex, bencana tersebut juga bisa menjadi berkah tersembunyi bagi tim yang dikomandaninya, Sriwijaya

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News