Kiat Membangun Kedai Kopi agar Tetap Laris
jpnn.com, SURABAYA - Owner TGC Coffee Daniel Ko mengatakan, saat ini ngopi sudah menjadi sebuah gaya hidup.
Bahkan, event tentang kopi kini telah menjamur di berbagai kota di Indonesia untuk menggairahkan market komoditas itu.
”Peminat kopi di Surabaya sangat potensial. Karakteristik konsumen kopi di kota ini, kalau sudah suka kopi di sebuah kafe, akan minum di situ terus dan benar-benar enggak mau pindah ke tempat lain,” terang Daniel, Minggu (10/6).
Menurut dia, bisnis kafe kopi memiliki potensi yang besar untuk digarap.
Namun, pelaku usaha harus punya strategi yang pas. Sebab, kini sudah menjamur bisnis serupa.
”Pelaku usaha harus memiliki konsep yang matang dan punya ciri khas agar tidak ditinggal pasar,” tegas dia.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim Tjahjono Haryono mengatakan, Jawa Timur saat ini menjadi sentra utama kopi karena daerah sepanjang pantai selatan memiliki kebun kopi yang bercita rasa tinggi.
”Tren melonjaknya konsumsi kopi di Indonesia terjadi karena tren budaya minum kopi yang mulai digandrungi masyarakat, khususnya kalangan muda. Selain itu, makin banyak orang yang memahami kopi lokal dan muncul tren warung-warung kopi oleh anak muda,” tutur Tjahjono.
Owner TGC Coffee Daniel Ko mengatakan, saat ini ngopi sudah menjadi sebuah gaya hidup.
- Kunjungi Kedai Saat Kopi di Surabaya, Sandiaga Uno: Konsepnya Unik
- Kedai Kopi Ini Tawarkan Menu Varian Cold Brew yang Beragam
- Optimalisasi Aset, 2 Perusahaan Ini Buka Gerai Kopi di Kawasan Strategis di Menteng
- Dukung Kemajuan UMKM, Mardiono Ngopi hingga Sapa Masyarakat di Kedai Kopi Tradisional
- Gandeng Kopi Nako, Wuling Sulap Formo Max Jadi Coffee Shop Berjalan
- Cerita Gravit, Jadi AO PNM Mekaar hingga Bisa Buka 2 Kedai Kopi Sendiri