Kiat Sukses Berbisnis di Era Revolusi Digital
jpnn.com, JAKARTA - Jika dicermati, belakangan ini marak perusahaan besar yang tiba-tiba kolaps. Sebut saja Toys R'Us, Kodak, Disc Tara dan Payless Gymboree.
Salah satu penyebab (kolaps) yakni gelombang perubahan besar yang mendisrupt model bisnis yang ada.
Hal ini ditandai dengan adanya revolusi teknologi digital atau yang lebih dikenal dengan sebutan Internet of Things (IoT).
Di samping itu, preferensi pelanggan berubah drastis, mereka ingin lebih cepat, murah dan lebih nyaman.
Selain ritel, sektor industri lainnya pun terdampak, perbankan contohnya. Beberapa bank nasional telah menutup kantor cabang dan meniadakan fungsi teller, bisnis remittance. Sistem pembayaran dan kredit juga akan beralih.
Bisnis transportasi pun mengalami hal sama, terutama di jenis transportasi taksi. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan menyatakan, jumlah perusahaan taksi kini turun drastis.
Dari 35 perusahaan di Jakarta, kini hanya tinggal empat yang masih aktif mengoperasikan armadanya lantaran kalah bersaing dengan transportasi online.
Kunci agar dapat bertahan dan mendapatkan keuntungan besar dalam industri yakni dengan membaca situasi dengan cepat dan melakukan perubahan dengan cepat pula.
- KAI Living Gondangdia Masuki Tahap Penyelesaian
- SIG Raih Peringkat Gold di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating Award 2024
- Berkomitmen Terapkan Keuangan Berkelanjutan, BNI Kantongi Gold Rank ASRRAT 4 Tahun Berturut-turut
- Jasa Raharja Sampaikan Santunan kepada Korban Kecelakaan Beruntun di Semarang
- Pupuk Kaltim Berhasil Pertahankan Predikat Platinum di Ajang SNI Award 2024
- Kemensos dan Instansi Terkait Siap Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal Kemiskinan