Kibarkan Bendera Oranje, Konvoi Keliling Kota
Minggu, 11 Juli 2010 – 10:14 WIB
"Para simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS) yang kebanyakan kabur ke Belanda juga berpengaruh terhadap lahirnya fanatisme kepada timnas Belanda," terang Heygel Tengens, salah seorang tokoh bola di Maluku.
Ikatan itu pun terus terjaga sampai saat ini. Warga Maluku yang menetap di Belanda akhirnya juga memiliki keturunan yang menjadi pemain sepak bola. "Kebetulan, saya sering ke Belanda. Di sana, di setiap kota pasti ada komunitas Maluku," beber pria yang juga anggota Komisi Disiplin Pengprov PSSI Maluku tersebut.
Walau dianggap sangat berbau Belanda, menurut Heygel, itu hanya nilai olahraga semata yang bercampur dengan ikatan historis. Tak ada hubungan dengan politik atau lunturnya nasionalisme warga Maluku. "Inilah bentuk keajaiban olahraga yang mampu melampaui batas-batas seperti negara, agama, dan ras," ujarnya.
Pria yang juga fans berat tim Ajax Amsterdam itu menambahkan, salah satu nama yang dikenal sebagai pionir pemain berdarah Maluku di timnas Belanda adalah Simon Melkianus Tahamata. Pemain kelahiran Vught, Belanda, 26 Mei 1956, itu memperkuat timnas Belanda pada 1979"1986 dengan 22 caps dan dua gol. Nama lain yang cukup dikenal adalah Sony Silooy yang memperkuat Belanda dalam Piala 1994 di Amerika Serikat.
Maluku jelas menjadi bagian dari Indonesia. Tapi, saat even akbar Piala Dunia di Afrika Selatan berlangsung, ratusan bendera Belanda berkibar di
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408