Kikis Praktik Politik Dinasti dengan Regulasi
Minggu, 21 Juli 2013 – 22:02 WIB
Pernyataan senada juga dikemukakan pengamat politik dari Universitas Indonesia, Ari Junaedi. Menurutnya, politik dinasti sebenarnya sah-sah saja asalkan memenuhi azas kepatutan yang ada dan bukan untuk berburu kekuasaan.
"Memang tidak ada yang salah dengan politik dinasti, tapi jika yang dimajukan adalah orang-orang yang tidak punya kapasitas dan kapabiltas kepemimpinan, sama saja pemilih menyerahkan nasibnya kepada orang yang salah," ujar Ari.
Ditambahkannya, jika ingin membentuk kepemimpinan yang kuat maka politik balas budi, politik dinasti dan politik uang harus dikikis habis. "Jangan lagi ada pameo kalau calon pemimpin itu bisa diijon karena orang tuanya atau suaminya pernah menjadi kepala daerah atau ketua parpol," katanya.(gir/jpnn)
JAKARTA – Politik dinasti di daerah dianggap telah melanggengkan praktik korupsi. Karenanya, sudah saatnya ada larangan bagi kerabat ataupun
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eks Menkes Soroti Peran Guru BK di Sekolah terhadap Kesehatan Mental Siswa
- Eks Staf Ahli DPD Laporkan Senator ke KPK
- 34 Persen Pelajar SMA di Jakarta Terindikasi Gangguan Mental Emosional
- PB SEMMI Demo di Depan KPK, Desak Tangkap Harun Masiku
- DWP Kementan Memperkuat Peran Strategisnya Sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045
- Refleksi Akhir Tahun, BPIP Komitmen Jaga dan Kuatkan Pembinaan Ideologi Pancasila