Kikuk karena Anggota Syuriah Cium Tanggannya
Senin, 29 Maret 2010 – 02:37 WIB
MUKTAMIRIN - Mitsuo Nakamura (tengah) didampingi istrinya, Hisako, di arena Muktamar ke-32 NU di Makassar. Foto: Tawakkal/Fajar.
Keyakinannya makin mantap mendalami NU saat mengikuti muktamar NU berikutnya di Situbondo pada 1984. Muktamar itu sangat bersejarah karena sejak saat itulah NU kembali ke khitah dan terpilihnya Gus Dur sebagai ketua umum. Namun, yang bener-benar membuat Nakamura makin tertarik dengan organisasi yang banyak dicitrakan sebagai organisasi kaum sarungan (tradisionalis) itu adalah pidato almarhum KH Ahmad Siddiq.
Isi pidato kiai pemimpin pondok pesantren di Jember, Jawa Timur, tersebut, antara lain, mengurai hubungan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), ukhuwah islamiah (persaudaraan Islam), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan). Bahwa ukhuwah wathaniyah berada di atas ukhuwah islamiah. Dan, ukhuwah insaniyah berada di atas ukhuwah basyariyah.
"Maknanya ternyata sangat progresif, terbuka, bahkan revolusioner saat itu. Karena itu, saya yakin, NU ini tiang utama masyarakat Indonesia," katanya.
Pria kelahiran Manchu, Tiongkok, yang baru pulang ke Jepang pada 1947 itu pun akhirnya semakin intens berhubungan dengan NU. Baik secara organisasi maupun orang per orang. Dia kenal dekat dengan beberapa tokoh NU hingga kini. Terutama, almarhum Gus Dur sebagai orang yang pertama menyeret ketertarikannya terhadap NU.
Muktamar ke-32 NU di Makassar yang berakhir Sabtu lalu (27/3) tak hanya dihadiri ribuan warga nahdliyin. Banyak peninjau dan pengamat luar negeri
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara