Kinerja Industri Multifinance Turun 20 Persen
Growth Potensi Turun 20 Persen
Kamis, 13 November 2008 – 09:10 WIB
JAKARTA - Krisis finansial global membayangi kinerja industri pembiayaan (multifinance). Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Wiwie Kurnia mengemukakan, dalam beberapa bulan terakhir, pengucuran pembiayaan relatif lebih lambat dibanding sebelumnya. Penurunan demand di sektor alat berat, sambung dia, terjadi karena mulai menurunnya harga komoditas di pasar internasional, khususnya CPO. Sementara di sektor pertambangan mulai terjadi penurunan kegiatan eksplorasi. "Selain itu, terjadi penumpukan stok alat berat karena adanya kelebihan stok dari proyek periode sebelumnya," jelas Wiwie.
Karena itu, industri pembiayaan agak ragu jika target kucuran pembiayaan sebesar Rp 140 triliun pada warsa ini akan tercapai. "Kita dihadapkan pada situasi sulit, seperti suku bunga yang masih tinggi dan ketatnya likuiditas," ujar Wiwie di Jakarta, Rabu (12/11). Per Agustus 2008, total outstanding pembiayaan mencapai Rp 128,42 triliun.
Baca Juga:
Dia menambahkan, kini para pelaku usaha di industri tersebut dihadapkan pada menurunnya permintaan pembiayaan dari masyarakat. Ini bisa diartikan sebagai tanda mulai menurunnya daya beli masyarakat. "Pelemahan permintaan terjadi di sektor otomotif, elektronika, alat berat, dan sejumlah sektor lainnya," tuturnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Krisis finansial global membayangi kinerja industri pembiayaan (multifinance). Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Wiwie
BERITA TERKAIT
- Aplikasi Jajan Jajanan Lokal jadi Penguat Rantai Pasok Digital Ekraf di Indonesia
- Harga Emas Antam Memelesat Naik Hari Ini, jadi Sebegini Per Gram
- Petani Humbang Hasundutan Berhasil Kembangkan Bawang Merah dari Biji, Hasilnya Luar Biasa
- Ninja Xpress Beri Strategi Jitu untuk Hadapi Tantangan Bisnis Food & Beverages
- Menko Pangan Akui Harga Telur Meroket Jelang Nataru
- Kemenkeu Buka Suara, Soal Transaksi Uang Elektronik dan Qris Kena PPN 12 Persen