King Maker dan Power Broker
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Dalam sistem Amerika, seorang calon presiden dan wakilnya mengikuti konvensi partai satu tahun sebelum pelaksanaan pilpres, sehingga publik sudah tahu kapasitas dan kapabilitas masing-masing calon.
Kasus Jokowi-Ma’ruf Amin yang unik ini mungkin hanya terjadi satu-satunya di Indonesia.
Kasus ini layak masuk dalam daftar Guiness Book of Records.
Kasus ini sangat mungkin akan terulang lagi pada Pilpres 2024 nanti.
Dalam keadaan yang penuh spakulasi dan ketidakpastian ini muncul para king maker dan power broker, atau makelar kekuasan.
Empat king maker Indonesia itu semuanya adalah pemimpin partai yang punya pengaruh untuk menentukan siapa yang menjadi presiden dan wakilnya.
Akan tetapi, juga ada power broker yang tidak memegang kekuasaan resmi, tetapi powerful.
Tantangan yang dihadapi oleh para king makers itu sangat besar dan dilematis.
Setidaknya ada empat king maker yang bakal memainkan peran penting untuk memenangkan seorang calon presiden.
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum
- Pilwalkot Semarang 2024: Restu & Doa Jokowi untuk Yoyok-Joss
- Lihat Senyum Jokowi saat Kampanye Luthfi-Yasin di Simpang Lima Semarang
- Pramono Dinilai Sengaja Tak Umbar Dukungan PDIP di Alat Peraga Demi Raup Massa Anies
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk