KIP Mirip Kartu ATM, Pencairan jadi Lambat
jpnn.com, JAKARTA - Langkah pemerintah meningkatkan fungsi Kartu Indonesia pintar (KIP) ternyata tidak efektif.
KIP dijadikan semacam kartu ATM atau kartu uang elektornik justru membuat pencairan KIP mengalami keterlambatan.
Keterlambatan paling signifikan ada di jenjang SD. Pemerintah menetapkan kuota sasaran KIP untuk jenjang SD sebanyak 10.360.614 siswa.
Ironisnya hingga 23 Agustus lalu, baru 423.235 siswa SD yang mencairkan KIP. Angka itu hampir setara dengan lima persen anak SD sasaran KIP.
Mendikbud Muhadjir Effendy tidak menampik fakta bahwa masih sedikit siswa SD yang mencairkan KIP.
Dia menerangkan fakta itu muncul akibat adanya upgrading atau menambahan fungsi KIP. Sebelumnya KIP sebatas kartu begitu saja, yang digunakan untuk mencairkan uang Indonesia pintar.
’’Atas permintaan Presiden, KIP dijadikan semacam ATM atau uang elektronik,’’ jelasnya di kantor Kemendikbud kemarin (28/8).
Dengan adanya perubahan fungsi itu, maka masing-masing anak harus membuka akun atau rekening bank.
Langkah pemerintah meningkatkan fungsi Kartu Indonesia pintar (KIP) ternyata tidak efektif.
- Cara Mendaftar KIP Kuliah Merdeka 2024 dan 3 Kategori Siswa Prioritas
- Anies Baswedan Pastikan Programnya Bakal Menyempurnakan KIP
- Ribuan Kartu Indonesia Pintar Ada di Lapak Rongsokan, Polisi Langsung Bergerak
- Gencarkan KIP Kuliah Merdeka 2023, Kemendikbudristek Gaet 5.133 Sukarelawan
- Melalui Beasiswa, Jokowi Bangun SDM Hingga ke Pedesaan
- Lewat KIP, Jokowi Wujudkan Mimpi Warga Kurang Mampu Raih Pendidikan Tinggi