Kiprah Kartini-Kartini Penjaga Martabat Hukum di Indonesia (1)
Hindari Tamu Aneh, Selalu Gembok Pagar Rumah
Senin, 20 April 2009 – 06:13 WIB
Di rumah, Martini mewanti-wanti dua anaknya agar hidup sederhana. Misalnya, dia melarang keras anak-anaknya menggelar pesta ulang tahun. ''Gaji PNS mungkin cukup. Tapi, saya melarang keras anak-anak saya berulang tahun,'' jelasnya. ''Saya arahkan dia memberikan makan kepada anak yatim,'' sambungnya. Menyantuni anak yatim juga dilakukan ketika anak-anaknya tengah menempuh ujian.
Selain sebagai hakim, Martini memiliki aktivitas di rumah. Dia rutin menggelar pengajian bersama ibu-ibu di tempat tinggalnya. ''Kalau sama tetangga, saya tidak tertutup,'' terangnya.
Selain itu, Martini mengaku masih punya satu kegiatan lagi. Yakni, merintis taman bacaan anak-anak di kompleks tempat tinggalnya. ''Saya bikin taman bacaan di rumah. Paling tidak bisa dimanfaatkan anak-anak di sekitar tempat tinggal,'' terangnya.
Selama berkarir sebagai hakim, pengalaman paling tidak bisa dilupakan adalah saat memimpin persidangan kasus pembunuhan Didi Pontoh, manajer Hotel Classic, Sawahbesar, Jakarta Pusat, Oktober 2008. Saat itu, menjadi terdakwa adalah James Fenturi.
Tak banyak perempuan menduduki posisi strategis di lembaga penegak hukum. Di antara yang sedikit itu, Martini Marja adalah salah satunya. Dia menjadi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408