Kiprah Mantan Dirut Garuda di Mata Aktivis 98
jpnn.com, JAKARTA - Belakangan, nama mantan Dirut Garuda, Ari Askhara, berseliweran di hampir seluruh media. Sialnya, lebih banyak yang mendiskreditkannya, sehingga terkesan tidak berimbang.
Pengamat Politik sekaligus aktivis 98, Irwan Suhanto, menilai bahwa informasi yang tidak berimbang, itu akan berdampak negatif bagi masyarakat yang menelan informasi secara mentah-mentah.
Padahal, menurut Irwan, banyak sisi lain dari Ari yang tidak tidak ketahui oleh masyarakat. Irwan mencontohkan, Ari pernah membuat kebijakan yang baik saat memimpin PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Dia membuat kebijakan, yang berorientasi pada profit perusahaan, namun tetap memperhatikan kesejahteraan dan kenyamanan karyawannya.
“Misalnya, Ari Askhara pernah menambah cuti hamil bagi karyawan perempuannya dari tiga bulan menjadi lima bulan. Dia juga membuat kebijakan jam kerja yang lebih humanis. Tidak lupa juga dia membuat peraturan berpakaian yang lebih sopan dan adanya remunerisasi karyawan. Ini adalah kebijakan yang baik bagi karyawan,” tutur Irwan.
Berbekal pengalamannya selama memimpin beberapa instusi keuangan dan perbankan yang identik dengan kerja teratur, efektif dan efisien, Ari mencoba menerapkanya ke Pelindo.
“Selain itu, agar kerja efektif dan efisien, Ari menerapkan struktur yang dia bawa dari perbankan diterapkan di pelabuhan dengan merampingkan struktur organisasi di lingkungan Pelindo III secara besar-besaran. Sekali lagi, kebijakan ini ia ambil agar Pelindo profit dan menghilangkan birokrasi yang rumit. Ari juga berambisi memodernisasikan perusahaan yang dia pimpin,” ucap Irwan.
Sebelum menjadi direksi BUMN, Ari adalah profesional di beberapa institusi keuangan dan perbankan di Singapura. Lalu dia diminta pulang ke Indonesia, jadi Direktur Keuangan Pelindo III, merangkap Komisaris di Jasamarga Bali Tol (JBT). Di sini dia membenahi kinerja keuangan Pelindo III. Dia merangkap jabatan sebagai komisaris, itu yang seharusnya memberinya pendapatan ganda, tapi Ari menolaknya.
"Dia hanya mau menerima pendapatan dari satu sumber dalam jabatannya, sebagai Direktur Keuangan di Pelindo III. Sedangkan honorarium komisaris JBT diminta disetor ke kas Pelindo III," sambung Irwan lagi.
Sukses merestrukturisasi keuangan Pelindo III, Ari diangkat menjadi Direktur Keuangan Garuda Indonesia. Lalu dia melakukan refinancing utang Garuda. Selanjutnya diangkat menjadi Direktur SDM (Human Capital) di PT Wijaya Karya (Persero). Tidak sampai setahun, dia diangkat lagi jadi Direktur Utama Pelindo III.
Belakangan, nama mantan Dirut Garuda, Ari Askhara, berseliweran di hampir seluruh media. Sialnya, lebih banyak yang mendiskreditkannya.
- Garuda Indonesia Berencana Menambah 15 hingga 20 Pesawat Tahun Depan
- Generasi Taruna
- Mulai Desember 2024, Garuda Indonesia Bakal Turunkan Harga Tiket Rute Domestik
- Garuda Indonesia dan Pusat Fertilitas Alpha IVF & Women’s Specialists Kuala Lumpur Teken Kerja Sama
- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket
- Promo Tiket Pesawat hingga Hotel di Hub Space 2024 Sedot Perhatian Pengunjung