Kiprah SMK Pertanian Al-Madaniyah Melawan Ancaman Kepunahan Petani
Digunjing Tetangga karena Sekolah Bawa Cangkul
Jumat, 24 Februari 2012 – 01:04 WIB
Bentuk investasi itu bukan uang. Tetapi, tenaga dan pikiran. Investasi tenaga digunakan saat para siswa menanam sayuran, pepohonan, buah-buahan, dan padi. Sementara itu, investasi pikiran digunakan saat mereka belajar di ruang kelas yang terbatas tersebut.
Kamal menceritakan, para siswa di sekolahnya tidak hanya menerima materi atau teori tentang pertanian di dalam kelas. Mereka justru lebih banyak praktik langsung. Alhasil, para siswa harus rela berlepotan lumpur saat menanam padi. Ikut mencangkul ketika membuat saluran irigasi. Hingga menyemai benih papaya dan pohon sengon.
Kamal selalu mengingatkan para siswa bahwa kegiatan praktik adalah salah satu bentuk investasi tenaga. Karena itu, hasilnya akan kembali juga kepada siswa.
Contohnya, ketika benih pohon sengon sudah agak besar dan siap jual, para siswa mendapat jatah untuk menjualnya. Biasanya dijual ke tetangga atau pasar tradisional. Nah, hasil penjualan dibagi dua. Pertama untuk para siswa, sebagian lainnya masuk kas sekolah.
Jumlah petani terus tergerus zaman. Nah, SMK Pertanian Al-Madaniyah muncul untuk mencetak petani-petani baru. Sekolah di pedalaman Tasikmalaya, Jawa
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408