Kiprah SMK Pertanian Al-Madaniyah Melawan Ancaman Kepunahan Petani
Digunjing Tetangga karena Sekolah Bawa Cangkul
Jumat, 24 Februari 2012 – 01:04 WIB
Dia mengembangkan SMK dengan berbekal sebidang tanah milik almarhum ayahnya, Suparman. "Sebelum ada SMK, saya mendirikan SMP dulu (SMP Al-Madaniyah)," jelas pria kelahiran Tasikmalaya, 16 Agustus 1978, itu.
SMK yang berdiri di atas tanah seluas 2.800 meter persegi tersebut muncul dari keresahan Ruslan. Saat lepas pisah dengan siswa SMP Al-Madaniyah pada 2006, hanya tiga di antara 37 siswa yang angkat tangan sebagai tanda niat melanjutkan ke SMA atau sederajat. Sisanya diam dan memilih tidak melanjutkan. Alasannya, SMA yang paling dekat berada 10 kilometer dari Kampung Cibuleud.
Ruslan yang juga pengajar di SMK Pertanian Al-Madaniyah berharap agar sekolah itu bisa terus hidup. Dengan demikian, ancaman kepunahan petani di kampungnya bisa dicegah. (*/c10/ca)
Jumlah petani terus tergerus zaman. Nah, SMK Pertanian Al-Madaniyah muncul untuk mencetak petani-petani baru. Sekolah di pedalaman Tasikmalaya, Jawa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408