Kirab Merah Putih, Kapolri Jenderal Listyo: Mari Jaga Semangat Persatuan
jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta kepada seluruh elemen bangsa untuk semangat menjaga dan menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal tersebut disampaikan Jenderal Listyo saat memberikan sambutan dalak acara bertajuk Kirab Merah Putih di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta pada Minggu (28/8).
Acara tersebut dihadiri oleh 50 ribu orang yang tergabung dari berbagai elemen.
"NKRI adalah harga mati. Oleh karena itu semangat ini harus terus kita jaga. Kita antar Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045, merdeka, merdeka, merdeka," kata Kapolri dalam sambutannya.
Eks Kabareskrim Polri itu juga menyinggung semangat persatuan dan kesatuan para pendiri serta pejuang bangsa saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Jenderal Listyo mentatakan saat itu para pemuda dan tokoh bangsa sempat terpecah karena adanya politik pecah belah atau dikenal deviden et impera.
Namun, kata dia, adanya rasa semangat dan kemauan bersama antarlintas elemen bangsa, mulai dari pemuda, tokoh, hingga ulama, akhirnya Indonesia berhasil merebut kemerdekan dan mendeklarasikannya pada 17 Agustus 1945.
"Alhamdulillah dengan persatuan dan kesatuan yang bersama-sama kita lakukan pada saat itu dari seluruh pelosok negeri. Pada 17 Agustus 1945 dipimpin Bung Karno dan Bung Hatta kita menyatakan proklamasi kemerdekaan. Tentunya semangat itulah yang harus kita jaga, semangat persatuan dan kesatuan," ujar Listyo.
Kapolri Jenderal Listyo meminta kepada seluruh elemen bangsa untuk semangat menjaga dan menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan NKRI
- INSPIRA Sebut Kapolri Sigit Bawa Perubahan di Polri
- Cegah Teror Saat Natal, Polri Sterilisasi Seluruh Tempat Ibadah
- Refleksi Akhir Tahun, BPIP Komitmen Jaga dan Kuatkan Pembinaan Ideologi Pancasila
- Kapolri Minta Masyarakat Tak Memaksa Berkendara Jika Lelah Menyetir
- Kapolri Bentuk Direktorat PPA dan PPO, Positif Bagi Perempuan dan Anak
- Soroti Kasus Kekerasan Seksual Diselesaikan Lewat Pernikahan, Sahroni: Logika Keliru