Kirim Surat Pengusiran ke Ratusan Pengungsi, Pemerintah Australia Mengaku Tidak Sengaja

ABC memahami bahwa banyak penerima, termasuk Farhad, belum mendapat kontak lanjutan dari pihak berwenang.
'Yang terhormat << MASUKKAN NAMA >>'
ABC telah melihat beberapa versi surat dan email, yang memberi tahu penerima untuk mempertimbangkan tinggal di Selandia Baru, pergi ke negara lain, atau pulang ke negara asal secara sukarela.
Beberapa korespondensi ditujukan secara pribadi kepada pencari suaka, sementara beberapa yang lain menerima draf email yang ditujukan ke "Dear << INSERT NAME >>" atau "Yang terhormat <>."
Beberapa menyertakan kalimat: "Anda diharapkan bekerja sama dengan departemen sehubungan dengan keberangkatan Anda dari Australia."
Surat-surat tersebut ditulis oleh Alana Sullivan, asisten sekretaris pertama dari Satuan Tugas untuk Penerapan dan Kebijakan Penyelundupan Manusia di departemen tersebut.
Beberapa minggu setelah surat Kementerian Dalam Negeri dikirim, manajer kantor Menteri Clare O'Neil mengirimkan email pernyataan dari menteri kepada para pemilih lokal yang marah dan mempertanyakan email tersebut.
"... surat itu tidak dikirim atas wewenang atau sepengetahuan saya. Itu dikirim karena kesalahan oleh Departemen Dalam Negeri," kata pernyataan Menteri O'Neil.
"Saya belum pernah melihat surat itu sebelum terkirim secara tidak sengaja, dan saya tidak memintanya untuk dikirim."
Salah satu penerima email itu adalah pria Kurdi, Farhad Bandesh, yang mengatakan bahwa dia mengungsi dengan menggunakan perahu ke Australia
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia