KIS Jokowi Lebih Baik Pakai Kartu BPJS Saja
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR, Dede Yusuf menyarankan agar kartu Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sebab, KIS yang menjadi salah satu program Kartu Sakti Presiden Joko Widodo hingga saat ini belum jelas pijakan hukum dan penganggarannya.
Pria yang juga mantan wakil gubernur Jawa Barat itu mengatakan, kalau pun ingin ada perubahan dari kartu yang dicetak maka cukup mencantumkan tulisan KIS dan tambahan logo Garuda.
"Jadi konsepnya, apabila KIS ingin merubah kartu baru maka cukup dia tempel logo garuda atau nama Kartu Indonesia Sehat di atas kartu BPJS tanpa membuat kartu baru, karena UU anggaran dan sistimnya ini sudah dicakup dalam BPJS," kata Dede Yusuf di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (17/11).
Saran ini mengemuka setelah Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi IX DPR yang membahas program Kartu Sakti Presiden Joko Widodo dengan sejumlah pakar yang ikut membuat Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) No.24/2011, sebagai dasar hukum program BPJS.
Dalam RDPU itu diperoleh kesimpulan bahwa SJSN yang dijalankan oleh BPJS sudah melalui proses panjang sekitar 8 tahun, hingga menjadi Undang-undang pada tahun 2011. Karena program ini sudah berjalan, hendaknya pemerintah saat ini tidak menafikkan keberadaannya.
Politikus Partai Demokrat itu khawatir, bila terjadi perubahan nama secara mendadak maka akan terjadi kebingungan di tengah masyarakat. Belum lagi program BPJS yang sudah berjalan dengan melayani 126 juta pelanggan.
"Jangan sampai nanti masyarakat bertanya-tanya. Ada Askes, ada Jamkesmas, ada SKTM, lalu ada KIS. Jadi semua nanti silahkan jika pemerintah ingin kartu BPJS terus ditempelkan menjadi KIS, tidak masalah, tapi jangan merubah formulasi anggaran maupun kesepakatan," tegasnya. (fat/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR, Dede Yusuf menyarankan agar kartu Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Honorer Jenis Ini Tetap Galau meski Lulus PPPK 2024, Siap-siap Saja ya
- 5 Berita Terpopuler: Honorer Tolong Tenang, BKN Sudah Bersuara, Ini Kriteria yang Bisa jadi PPPK Paruh Waktu
- Kapolri Diminta Tindak Penyidik yang Diduga Sandera Tersangka yang Menangi Praperadilan
- Ratusan Ribu Honorer Database BKN Tak Masuk Gerbong PPPK Paruh Waktu, Oh Nasibnya
- 2 Warga Ukraina Dihukum 20 Tahun Penjara Atas Kasus Pabrik Narkoba di Bali
- Puluhan Calon Penumpang Batalkan Tiket Kereta Api Gegara Banjir di Grobogan