Kisah 2 Sahabat Usai Nonton Timnas U-19, Naik Lion Air JT610
Saat memilah dan memilih barang, dia menemukan serpihan kulit atau daging manusia. ”Ukurannya seperti untuk soto,” kata pria paruh baya yang juga aktivis lingkungan di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu.
Rabu (30/10) pagi juga ditemukan baju pramugari Lion Air yang dievakuasi ke tempat pengumpulan itu. Menurut Amsori, sangat mungkin baju tersebut adalah baju cadangan yang diletakkan di koper. Sebab, tidak ditemukan bercak darah yang melekat.
Menjelang sore, sekitar pukul 16.30 WIB, kapal Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai merapat ke dermaga JICT. Dua kantong jenazah diturunkan dari kapal tersebut. Tak kurang dari lima kantong lain berisi puing-puing dan barang penumpang juga diturunkan.
Dua kantong jenazah, setelah dibuka dan diperiksa sebentar oleh polisi, dibawa ke mobil ambulans PMI. Selanjutnya, dibawa ke RS Bhayangkara. Sedangkan lima kantong lain dibuka dan isinya pun dikeluarkan dan dijejer.
Pencarian bangkai kapal terbang terus dilakukan. Begitu pula pencarian oleh keluarga korban di tumpukan barang-barang yang barangkali bisa dikenali.
Di tengah kedukaan mendalam, menemukan barang dari keluarga yang jadi korban adalah sebuah penghiburan yang tak ternilai harganya. Menjadi penali cinta mereka yang –mengutip kembali Pamuk– tak akan bisa dihalangi apa pun. Juga oleh kematian. (*/c10/ttg)
Usai menonton laga Timnas U-19 vs Jepang, Minggu (28/10), Rafi dan Rian pulang naik pesawat Lion Air JT 610 yang mengalami kecelakaan.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Babak Baru Kasus ACT yang Menyeret Ahyudin Cs
- Polisi Endus Upaya Menghilangkan Barbuk Kasus ACT
- Bareskrim Sebut Pengurus ACT Menyelewengkan Rp 34 Miliar Dana Boeing
- Ini Ancaman Pidana Untuk Ahyudin dkk yang Jadi Tersangka Penyelewengan Dana
- Sebegini Dana Bantuan Korban Lion Air yang Diselewengkan ACT, Fantastis!
- Ahyudin dan Ibnu Khajar dari ACT Resmi Jadi Tersangka, Kasusnya Parah Banget